Bayi Penderita Hidrosefalus di Sidomulyo Perlu Uluran Tangan Dermawan

Lensa News78 views

LAMSEL, Lensalampung.comĀ  – Pasangan suami istri, Darwis (36) dan istrinya Aisyah (28) tahun di Dusun Seputih Desa Siringjaha, kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan di rundung kesedihan.

Pasalnya anak ke-3 mereka Humaira Susanti berumur 3 bulan yang berjenis kelamin perempuan mengalami penyakit Hidrosefalus sejak lahir.

Orang tua Humaira yang keseharian pekerjaannya sebagai buruh serabutan tidak dapat memenuhi kebutuhan buat berobat anaknya. Mereka membutuhkan uluran tangan bantuan dari para dermawan untuk membantu anak nya yang sedang sakit.

“Sedih melihat kondisi anak saya sekarang, semakin membesar kepala nya, saya sudah berusaha berobat alternatif tapi tidak kunjung sembuh.
Mohon bantuan dari para dermawan untuk membantu keluarga kami,” tuturnya.

Kepala Desa Siringjaha, Rusli menyatakan siap membantu warganya untuk pengobatan Humaira Susanti, walaupun dengan keterbatasan pihak desa dan swadaya masyarakat, tapi akan lakukan yang terbaik.

“Kami selalu berkoordinasi dengan staf kami seperti RT dan Kepala Dusun, apabila ada yang sakit dan kurang mampu kita selalu musyawarah mencari jalan terbaik buat warga kami. Saya berharap juga kepada instansi terkait dan para dermawan supaya membantu warga kami,” harap Darwis.

Diketahui Hidrosefalus adalah penumpukan cairan di rongga otak, sehingga meningkatkan tekanan pada otak. Pada bayi dan anak-anak, hidrosefalus membuat ukuran kepala membesar.

Cairan otak diproduksi oleh otak secara terus menerus, dan diserap oleh pembuluh darah. Fungsinya sangat penting, antara lain melindungi otak dari cedera, menjaga tekanan pada otak, dan membuang limbah sisa metabolisme dari otak. Hidrosefalus terjadi ketika produksi dan penyerapan cairan otak tidak seimbang.

Gejala Hidrosefalus

Hidrosefalus pada bayi ditandai dengan lingkar kepala yang cepat membesar. Selain itu, akan muncul benjolan yang terasa lunak di ubun-ubun kepala. Selain perubahan ukuran kepala, gejala hidrosefalus yang dapat dialami bayi dengan hidrosefalus adalah:
-Rewel
-Mudah mengantuk
-Tidak mau menyusu
-Muntah
-Pertumbuhan terhambat
-Kejang

Pada anak-anak, dewasa, dan lansia, gejala hidrosefalus yang muncul tergantung pada usia penderita. Gejala-gejala tersebut antara lain:
-Sakit kepala
-Penurunan daya ingat dan konsentrasi
-Mual dan muntah
-Gangguan penglihatan
-Gangguan koordinasi tubuh
-Gangguan keseimbangan
-Kesulitan menahan buang air kecil
-Pembesaran kepala.

Penyebab Hidrosefalus

Hidrosefalus disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan cairan di dalam otak. Akibatnya, cairan di dalam otak terlalu banyak dan membuat tekanan dalam kepala meningkat. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yang meliputi:
-Aliran cairan otak yang tersumbat.
-Produksi cairan otak yang lebih cepat dibanding penyerapannya.
-Penyakit atau cedera pada otak, yang memengaruhi penyerapan cairan otak.

Hidrosefalus terjadi pada bayi ketika proses persalinan, atau beberapa saat setelah dilahirkan. Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kondisi tersebut, di antaranya:
-Perdarahan di dalam otak akibat kelahiran prematur.
-Perkembangan otak dan tulang belakang yang tidak normal, sehingga menyumbat aliran cairan otak.
-Infeksi selama masa kehamilan yang dapat memicu peradangan pada otak janin, misalnya rubella atau sifilis.

Pengobatan Hidrosefalus

Hidrosefalus ditangani dengan cara operasi. Tujuannya adalah mengembalikan dan menjaga kadar cairan di dalam otak. Metode operasi yang biasanya diterapkan pada pasien hidrosefalus adalah:

Operasi pemasangan shunt

Shunt adalah selang khusus yang dipasang di dalam kepala untuk mengalirkan cairan otak ke bagian lain di tubuh, agar mudah terserap ke dalam aliran darah. Bagian tubuh yang dipilih untuk mengalirkan cairan otak adalah rongga perut. Operasi ini juga disebut dengan nama VP shunt.

Beberapa penderita hidrosefalus bisa memerlukan shunt untuk seumur hidupnya. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin perlu dilakukan, guna memastikan shunt tetap bekerja dengan baik.

ETV dilakukan dengan membuat lubang baru di dalam rongga otak, agar cairan di dalam otak bisa mengalir ke luar. Prosedur ini sering kali diterapkan pada hidrosefalus yang disebabkan oleh penyumbatan di dalam rongga otak. (Adi/Wawan)