Dermaga Senilai Rp 18 Milyar di Pulau Tabuan Diduga Mangkrak

TANGGAMUS, Lensalampung.com – Mega proyek dermaga besar senilai Rp 18 Milyar, yang dibangun Kementerian Perhubungan pada tahun 2013 lalu diduga mubazir dan terbengkalai. Mirisnya proyek ini tidak memperhartikan azaz Manfaat bagi masyarakat, masyarakat bahkan menuding proyek pemerintah bukan untuk rakyat, tidak ada urgensinya bagi penduduk setempat.

Putra Pulau Tabuan, Nafian Faiz menyatakan proyek tersebut mubazir, pasalnya. Pasalnya, hingga saat ini belum pernah ada kapal yang bersandar, bahkan belum juga pernah pemkab Tanggamus berupaya agar dermaga ini ada menfaatnya, misalnya membuat even wisata agar ada kunjungan ke pulau Tabuan atau sesekali bawa kapal besar, untuk menjajal Dermaga itu.

“Masayarakat disini nelayan tradisional  semuanya Menggunakan Perahu sampan,kalau ada Kapal Motor transportasi ke Kota Agung tak cocok menggunakan Dermaga ini, sebab terlalu tinggi,”ujar Nafian via rillisnya yang diterima Lensalampung.com, Selasa (11/04/17)

Dia juga menambahkan, Masyarakat juga tidak tahu siapa yang bertanggung jawab mengoperasionalkan Dermaga ini, selama ini tidak ada perawatan, tiang tiang listriknya mulai kropos dan bahkan sudah ada yang patah.

Dia mengungkaplan, seyogyanya yang terpenting dari sebuah proyek adalah bagaimana manfaatnya bagi masyarakat setelah dibangunnya bukan semata saat membangunnya. Ada yang lebih urgen bagi masyarakat Pulau Tabuan saat ini adalah listrik, air bersih, bantuan bibit pertanian,perkebunan,bantuan ternak seperti sapi,Kambing dan pelatihannya,sarana pendidikan, saat ini belum ada SMPNegeri, gedung SDN saja memperihatinkan.

“Pulau Tabuan satu-satunya pulau yang ada di Kab tanggamus, terletak di teluk semangka dan masuk dalam Kecamatan cukuh balak, akses ke pulau ini harus lewat laut, bisa dari pantai kota Agung, atau dari pantai Putih doh, Badak atau dari Limau,”jelas pria berkacamata yang Juga Kepala Kampung dan Ketua P3UW Tulangbawang ini.

Masih menurut Nafian, Pulau Tabuan 4 Pekon, penduduk kurang lelbih 3ribu jiwa, mata pencaharian utama tani cengkeh, kelapa, kakou dan nelayan,wanita Remaja dan ibu mudanya banyak menjadi TKW, sementara para pemudanya banyak yang merantau. (Rls/Drs)