Dua Wartawan Online jadi Korban Amuk Massa Penyerangan Posko Pemuda Pancasila

BANDARLAMPUNG, Lensalampung.com – Dua wartawan online mendapatkan kekerasan orang tak dikenal saat melakukan tugas peliputan penyerangan posko Pemuda Pancasila di Jl. Indra Bangsawan, Rajabasa, Bandarlampung, pada Senin (3/4/7/2017) malam. 

Kejadian itu dialami Mardiansyah alias Ardi dan M. Erwansyah. Keduanya ialah wartawan dari Media Nusantara.

Mardiansyah alias Ardi mengaku mendapat kekerasan di bagian kepala belakang luka boncor, kepala sebelah kiri benjol, memar di pinggang dan leher serta tangannya sobek akibat pukulan benda tumpul. Selain itu handphone korban juga dirusak.

Ardi menuturkan, kejadian itu berawal usai keduanya melakukan peliputan di padepokan pencak silat Keratuan Lampung yang lokasinya tidak jauh dari posko Pemuda Pancasila.

Namun, belum beranjak pergi, di Posko Pemuda Pancasila terjadi penyerangan yang dilakukan sekelompok orang yang berjumlah belasan orang.

 

Foto M.Erwansyah Wartawan Online yang di siksa gerombolan pemuda pancasila
Foto M.Erwansyah Wartawan Online yang di siksa gerombolan pemuda pancasila

Sebagai wartawan, lantas keduanya mendekati lokasi kejadian, dan bertanya tentang kejadian tersebut kepada salah seorang di lokasi.

Namun, pertanyaan itu malah dirinya mendapat todongan senjata tajam.

“Kami datangi mereka dan saya bertanya, Ada apa ini bang? lantas mereka menjawab lu mau apa sambil menodongkan pisau sangkur dan salah temannya mengambil pistol kecil dari pundaknya lantas spontan kami lari,” jelas Erwan, Rabu (5/7/2017)

Karena mendapat todongan senjata tajam, lantas keduanya mengambil langkah seribu untuk menjauh dari kerumunan massa.

Kendati keduanya menghindar, namun keduanya tetap di kejar oleh massa yang beringas dan naasnya salah satu wartawan Erwan tertangkap dan dipukuli oleh sekitar delapan orang dengan beringasnya.

“Kami semua lari termasuk Batin Toni dan muridnya, saya masuk kerumah Batin Toni, mereka juga ikut masuk dan mukulin saya di salah satu kamar,” terangnya

Menurut Ardi, massa tersebut berkisar 50 orang dengan berpakaian preman. Untungnya saat kejadian penyerangan dirinya lari menuju arah Pombensin Rajabasa lantas bersembunyi.

“Ya saya Alhamdulillah gak kenapa kenapa karena saya lari ke arah Pom, saya bersembunyi di gang kecil sambil mantau kejadian. Tidak lama kemudian terdengar letusan besar. Gak lama setelah itu masa pada pegi dan saya keluar balik lagi ke rumah Batin Toni,” tandasnya. (BA)