Jadi Interpreter Pengalaman Pertama Yang Dirasakan Audia Guru Tubaba Cerdas

Lensa News61 views

TUBABA, Lensalampung.Com – Salah Satu Guru Tubaba Cerdas Dwi Dinda Audia S.Pd Turut Hadir Dalam Acara Coching Clinic Nenemo Yang Digelar Oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Tubaba,Di Komplek SMK N 01 Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tubaba Tanpa Di Duga-duga Dirinya Akan Menjadi Interpreter.

Coching clinic tersebut melibatkan Carlie crawford dari Amerika,Jamie tomkinson dari Skotlandia,Chesster Detorres dari Filipina,Frans Paraibabo dari Papua Sorong,Willy Gultom dari Medan serta berkerja sama dengan Perkumpulan sepak bola Uni Papua.

Saat di wawancara oleh rekan-rekan media di sinilah Ibu guru cantik tersebut terkejut lantaran tanpa diduga dirinya akan menjadi Interpreter atau penerjemah yang di tanyakan awak media kepada Carlie crawford selaku Coaches continents yang menggunakan bahasa Inggris.”Gugup sih ya yang jelas, Karena ini pengalaman pertama untuk menjadi Interpreter dan juga sebelumnya memang tidak pernah mengira.”Ungkapnya.

Audia menerangkan meskipun dirinya memahami bahasa Inggris namun dirinya tetap merasakan takut lantaran interview yang di lakukan oleh rekan media untuk di publikasikan.”Awalnya dia minta untuk tidak uasah ada wawancara aja,terus ya saya bingung dan alhamdulillah dia bersedia untuk di wawancara.”Ungkap nya.

Selanjutnya,ada saat wawancara tadi.rasa deg-degan semakin menjadi karena takutnya ada beberapa kosakata yang memang kurang di fahami.”Tapi tadi dia (Carlie crawford) bilang ‘I will use language that is simple and easy to understand’ yang artinya dia akan gunakan bahasa yang mudah di mengerti,Dan saya langsung merasakan sedikit tenang.”Kata Audia.

Sementara hasil dari konfirmasi menjelaskan bahwa Organisasi Sosial dan Non Government Organisation dengan kategori Social Sport Development.Uni Papua bertujuan untuk membangun kehidupan Sosial melalui sepak bola yang saat ini bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Tubaba.

“Program yang dilakukan oleh Uni Papua adalah membangun kehidupan sosial anak-anak dari usia 12 – 21 tahun, membina mereka dalam wadah Sekolah Sepak Bola usia dini, membagikan dan menanamkan nilai-nilai positif untuk menangkal pergaulan bebas dan penyebaran HIV/AIDS di kalangan generasi muda, memiliki pengetahuan yang cukup akan bahaya obat terlarang dan minuman keras.”Ucap Carlie Crawford dalam bahasa Inggris

Selain itu acara Coching Clinic Nenemo tersebut adalah acara yang di lakukan pertama kalinya di provinsi lampung. acara itu juga melibatkan seluruh Siswa mulai dari Sekolah Dasar (SD),Sekolah Menengah Pertama (SMP),Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang memang di bawah naungan PSSI Kabupaten Tubaba serta menghadirkan para guru olahraga dari berbagai sekolah yang ada di Tubaba.
(DD).