Kadis PU dan Konsultan Tinjau Pembangunan Tugu BMW

TULANGBAWANG, Lensalampung.com – Guna memastikan pelaksanaan proyek berjalan dengan baik, dan sesuai ketentuan , Kepala Dinas PUPR Kabupaten Tulangbawang, M Puncak Setiawan beserta Timnya melakukan peninjauan langsung pembangunan Tugu BMW di Simpang Penawar, Rabu (30/09).

Dalam kunjungannya dilokasi, ia mengancam akan membongkar bangunan Tugu BMW di Simpang Penawar, Kecamatan Banjarmargo jika terdapat hal yang tidak sesuai spesifikasi yang telah ditentukan.

Pasalnya, pembangunan Landmark yang menelan anggaran APBD murni tahun 2020 senilai Rp3,4 miliar, merupakan cikal bakal salah satu skala prioritas pembangunan icon di Kabupaten Sai Bumi Nengah Nyappur.

“Kalau enggak beres, mohon maaf saya suruh bongkar kalau enggak sesuai. Kita ingin memastikan pelaksanaan, jadwal, dan kualitas pekerjaan disini sesuai dengan rencana. Alhamdulillah ini sudah sesuai dengan rencana awal,” ujar Puncak, seusai meninjau lokasi pembangunan tugu BMW di Simpang Penawar, Kecamatan Banjarmargo.

Mantan Kepala Dinas Kominfo dan Perikanan itu berharap, pembangunan tersebut dapat bermanfaat langsung terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar dan tidak molor dari waktunya.

“Bisa kita lihat secara visual toko-toko disini semakin ramai. Itu artinya pembangunan ini turut berdampak pada pertumbuhan ekonomi disini. Harapan saya pelaksanaan pekerjaan ini berjalan dengan baik, sesuai jadwal yang sudah direncanakan, dan dengan kualitas yang baik,” kata Puncak.

Ditempat yang sama, PPK Pembangunan Tugu BMW Simpang Penawar Rully Rinaldi menuturkan, bangunan yang berbentuk lingkaran dengan ournamen terbuat dari stanlis dan baja dengan motif buah naga memiliki filosofi yang erat dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat yang berada di ujung Timur Kabupaten Tulangbawang.

“Bangunan tugu ini memiliki filosofi gerbang berornamen buah naga menuju kota-kota di dalamnya yang merupakan sentra ekonomi perkebunan diantaranya tanaman buah naga. Jadi seperti masuk ke dalam sebuah kota yang kaya akan segala sumber daya alamnya,” kata dia.

Dia menjelaskan, ditahap kedua terdapat tahap pembangunan rigit beton. Namun sebelum di rigit, terlebih dahulu diberi lantai kerja atau lantai dasar dengan mutu rendah atau K100 yang berfungsi untuk meratakan tanah yang akan di rigit.

Sementara dibagian tahap keduanya atau rigit beton, digunakan besi ukuran 8″ sesuai dengan kontrak dan gambar.”Inikan jalan nasional, kita enggak bisa prediksi berapa tonase kendaraan yang akan melintasi jalan ini. Jadi kualitas pembangunannya enggak bisa main-main,” ujarnya.

Konsultan pengawas pembangunan Tugu BMW Ibram memaparkan, lantai kerja yang terbuat dari beton bermutu K100 hanya berfungsi untuk meratakan lahan, menglindungi badan kerja dari lumpur bawah, dan sebagai dudukan besi untuk badan kerja atau rigid.

“Lantai kerja hanya berfungsi sebagai tempat para pekerja duduk merakit besi untuk pengecoran rigit beton, agar dapat rapih, dan tertata. Memang ada keretakan yang terjadi pada lantai kerja tidak berpengaruh terhadap struktur rigid, keretakan lantai kerja telah dilakukan perbaikan dengan cara menambal menggunakan beton,” kata Ibram.

Ibram mengklaim, dalam pembangunan proyek tersebut kontraktor telah menaikan great mutu rigit beton dari spesifikasi yang ditentukan.

“Itu kita naikan 100 greatnya mutunya dari K250 jadi K350. Kenapa kita naikan, itu karena untuk menjaga kualitas bangunan. Ini kan jalan nasional, kendaraan yang lewat disini kan kita enggak tau berapa kapasitasnya, jadi untuk menjaga bangunan ini agar tetap awet maka kita naikan dari spesifikasi awalnya,” katanya.

Dia mengaku, sejauh ini progres pembangunan telah mencapai setengah perjalanan.

“Sudah berjalan 50 persen lah, karena pembuatan ournamennya kan kita buat dengan sistem pabrikasi yang terbuat dari stenlis dan baja di Tanggerang, karena ini butuh keahlian dan skill untuk membuatnya. Setibanya disini (Tulangbawang) tinggal nyetel dan masang,” paparnya.

Kembali disinggung terkait keretakan lantai dasar, apakah perlu dilakukan pembongkaran. Ibram menegaskan hal itu tidak perlu karena telah dilakukan perbaikan oleh ahli beton, selain itu. Lantai dasar juga tidak mempengaruhi kontruksi bangunan karena ada pada pokoknya yakni pondasi berlapis yang telah maksimal.

“Tidak perlu (dibongkar, red) ini sudah sangat maksimal dan kuat, kami juga tidak mau main-main dalam pelaksanaan ini,”tukasnya. (drs)