Lampura Ajukan Pinjaman 325 Milyar ke BJB, Dewan: Jika Tidak Mendesak Tunda Dulu

Lampung Utara, – Lensalampung.com – Terkait rencana pemerintah Kabupaten (pemkab) Lampung Utara (Lampura) meminjam dana sebesar Rp.325 Milliyar ke Bank Jabar guna menutupi kekurangan perbelanjaan daerah di tahun anggaran 2020 mendatang nampaknya tidak bisa berjalan mulus.

Ketua Komisi II DPRD setempat, Wansori, yang membidangi anggaran mengatakan rencana untuk meminjam dana ke pihak lain memerlukan kajian matang dan komprehensip. ” Perlu kajian mendalam terkait persoalan-persoalan yang harus diselesaikan. Pertimbangan kegunaan atau manfaat dengan skala prioritas harus diutamakan. Jadi tidak semudah itu,” ujar Wansori yang saat hendak mengikuti paripurna raperda internal di sekretariat DPRD setempat ( 8/7).

Menurut dia, Pemkab saat ini harus mempertimbangkan skala prioritas yang harus dilakukan. Semisal penyelesaian kontrak dengan rekanan. Persoalan ini menyangkut hajad orang banyak yang hingga kini belum tuntas. ” Kita harus hati-hati dalam mengkaji ini. Jangan sampai besar pasak daripada tiang. Jadi DPRD tidak gampang untuk mensetujuinya. Satu saja anggota Dewan tidak setuju maka akan berdampak hingga ke kementerian. Karena Mendagri menerima berkas atau dokumen yang diperlukan dari DPRD dari hasil pembahasan yang komprehensip. Ingat lembaga ini dimiliki oleh 45 anggota Dewan,” terang Wansori.

Masih soal pinjaman yang sebagian akan diperuntukan untuk infrastruktur semisal pembangunan jalan layang (fly over). Anggota Fraksi Demokrat ini menyatakan, persoalan infrastruktur juga harus dikaji manfaat dan skala prioritas. ” Jika memang tidak mendesak dan dibutuhkan untuk lima hingga sepuluh tahun mendatang kenapa tidak ditunda dulu. Jadi soal infrastruktur sudut pandangnya jangan yang wah tapi minim manfaat,” serunya.

Pemkab seharusnya, kata dia, lebih fokus untuk menggali dan memperdayakan potensi lokal yang bisa dikembangkan untuk menambah pendapatan daerah seperti potensi wisata alam yang harus diperhatikan pembangunannya. Dia pun mencontohkan kabupaten Tulangbawang Barat yang minim potensi wisata tetapi malah menjadi salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi dan jelas bisa meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata. ” Kita fokus mengangkat potensi daerah khususnya pariwisata karena kita banyak potensi alamnya. Dan juga satu lagi sektor pendapatan dari parkir saya nilai tidak maksimal dan banyak sekali kebocoran disana. Ini juga perlu perhatian dan pengawasan kita bersama,” pungkasnya. (niko/ben)