Sejumlah Tokoh Kompak Perduli Memelihara Kearifan Lokal Lampung Timur

Lensa News59 views

Lampung Timur, Lensalampung.com – Para penggiat dan pemerhati terhadap Kearifan Lokal yang menunjukkan keragaman budaya di suatu daerah khusus Lampung Timur, mendapatkan sorotan secara Khusus oleh para penggiat dan pemerhati di bidang budaya serta kearifan lokal. Sebagai Mana di ungkapkan oleh beberapa tokoh pemuda dan budaya yang sudah tergabung dalam beberapa organisasi profesi dan organisasi kemasyarakatan di kabupaten Lampung Timur. Diantaranya adalah Sofyan Subing,RA.Akbar, Herizal, Riswan serta Eka Jasutra.

Walaupun mereka datangnya dari perbedaan latar belakang dan profesi mereka berupaya untuk menyatukan persepsi dan sikap untuk memperjuangkan para pelaku yang masih perduli dan tetap konsisten dalam memperjuangkan dan berkontribusi agar budaya serta keragaman dari berbagai bentuk kearifan lokal yang semakin tergerus oleh moderenisasi.

Harapan dan kepedulian terhadap para pelaku dan penggiat seni budaya yang di warnai oleh berbagai kearifan lokal yang sudah dan terjaga sejak lama. Hal ini di bahas dan di kaji oleh para tokoh tokoh muda ini di sekretariat DPC AWPI Lampung Timur, Selasa (23/11/21).

Dalam kesempatan itu mereka membahas serta mengkaji keterkaitan budaya dan kearifan lokal yang telah membingkai dan melahirkan dasar Negara tercinta ini yaitu Pancasila.
Tanpa unsur-unsur tersebut Pancasila tidak mungkin di terima oleh masyarakat Indonesia yang cukup majemuk ini.

Tanpa mempedulikan unsur kearifan lokal dan budaya tersebut maka suatu kultur budaya akan tergerus dan mempengaruhi sikap serta pola fikir masyarakat yang akan mecermin kematangan dalam pemahaman dan kemampuan untuk mengaplikasikan Pancasila tersebut.

Begitu pentingnya hal tersebut para Tokoh Pemuda tersebut sepakat untuk melakukan tindakan serta membangun suatu pola dan program yang bersinergi dengan pemerintahan daerah kabupaten Lampung Timur agar budaya dan kearifan lokal tersebut tetap terpelihara,terjaga serta bisa melahir suatu icon di daerah Lampung Timur dan menjadi ciri khas yang dapat di banggakan serta di edukasikan pada generasi selanjutnya.

Karena samakin terpinggirkan dan di lupakan oleh masyarakat yang kurang peduli para tokoh pemuda ini mengingatkan akan pentingnya peran pemerintah daerah untuk tetap menjaga kelestarian serta merawat budaya dan kearifan lokal ini,jangan sampai ada multitafsir sehingga akan terjadi singgungan-singgungan atau gesekan-gesekan hanya karena merasa kurang di perhatikan dan kurang di rawatnya budaya dan kearifan lokal yang selama ini mereka rawat dan mereka jaga selama ini.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban dan hadirnya pemerintah daerah para tokoh pemuda ini mengharap dapat di tuangkan dalam bentuk sautu perda atau perbup sehingga ada langkah bersama utk menjaga dan merawat budaya dan kearifan lokal tersebut.

Karena kearifan lokal serta budaya yang ada di Lampung Timur khusus nya suku Lampung yang sudah lama mendiami BUMEI TUWAH BEPADAN ini seperti semakin pudar dan semakin tidak di pedulikan oleh bayangan kemajemukan masyarakat yang ada saat ini.

Pemerintah daerah di harapkan oleh para tokoh pemuda ini dapat mengambil langkah strategis dan kongkrit sebagai bentuk kepedulian pemerintah bahwa kearifan lokal serta budaya lokal ini dapat di pertahankan dan di kembangkan di masa depan.

“Kira-kira ini kita berandai-andai,jika kita bangun icon menara siger di marioboro DI Jogjakarta,apa kira-kira sikap masyarakat sana.
Atau kita bangun menara siger di alun-alun Provinsi Aceh”
Hal ini juga mungkin bisa terjadi dengan daerah kita.
Hal ini di ungkapkan oleh salah satu tokoh pemuda tersebut yaitu Sofyan Subing.

Dalam penuturannya yang di sampaikan pada saat berkunjung ke sekretariat DPC AWPI Lampung Timur banyak mendapat respon dari tokoh-tokoh pemuda yang hadir di sekretariat AWPI Lampung Timur.

Mereka tetap berharap peran serta semua elemen masyarakat khususnya pemerintah daerah Lampung Timur untuk segera merespon dan melakukan langkah kongkrit karena ini akan berimbas pada pemahaman dan kemampuan untuk mengantisipasi suatu konflik horizontal yang tanpa di sadari sewaktu-waktu akan terjadi dan merugikan kehidupan dan berbangsa serta keamanan yang selama ini kita jaga dan kita rawat dari keragaman budaya tersebut. (Yani)