Diduga Korupsi, Kaur dan Masyarakat Minta Investigasi Dana Desa Kampung Kota Way di Way Kanan

Lensa News194 views

Foto salah satu pondok dan jembatan dana desa di curup gangsa tidak selesai dan dana angagranya telah habis entah kemana.

Way Kanan -Banyaknya kejanggalan realisasi pembangunan anggaran dana desa (ADD) tahun 2018, di kampung Kota Way, Kecamatan Kasui, Kabupaten Way Kanan, membuat sejumlah aparatur kampung dan masyarakat mengeluh, Jum’at (15/2/2019).

Tokoh Masyarakat Kampung Kota Way, Bandarsyah, yang juga mantan panesehat Badan Usaha Kampung (Bumkam) mengatakan kecewa atas prilaku Kepala Kampung Nuardi beserta Direktur Bumkam Kabul yang sampai kini tidak merealisasikan anggaran pembangunan pariwisata yang sebelumnya sudah dianggarkan pada tahun 2018 untuk Bumkam itu sendiri.

Parahnya lagi, tambah Bandarsyah, setelah adanya penyerahan simbolis dana sebesar Rp100 juta,  oleh Bupati Way Kanan Raden Adipati Surya secara langsung di kampung Kota Way untuk pariwisata pada akhir  tahun 2017 lalu untuk Bumkam kini dana itu tidak diserahkan Kakam Nuardi.

“Setelah dana simbolis diserhkan, dan pada saat hendak mencairkan dana setelah dana dicairkan pada tahun 2018 Bumkam tiba-tiba dibubarkan. Hingga dana itu tidak jelas kemana,”ujarnya kepada Ketua Kowappi Way Kanan Rahmat, Kamis (14/2/2019).

Ditempat yang sama, Kaur Pemerintahan Kampung Kota Way, Surulman, menjelaskan bahwa dalam pembangunan insfraktruktur ia tidak dipingsikan oleh Kakam.
ia menambahkan, ada pekerjaan pembangunan kampung oleh dana desa 2018 sampai kini tidak terealisasi padahal anggaranya sudah dicairkan.

“Contoh jembatan gantung di pariwisata yang belum selesI hanya tiang jrmbatan saja. persoalan itu pernah ia tanyakan kepada bendahara kampung tetapi bendahara mengatakan dana pembangunan itu sudah habis saat ini,”ungkapnya.

Lebih jauh ia mengatakan lagi, rabat beton di dusun 1 volumenya kurang 7 meter.”Tetkait pembangunan di pariwisata kampung hanya membangunkan bengkel motor, cucian mobil dan tiga unit pondok yang tidak selesai dan hingga sekarang tidak bisa dimanfaatkan,”paparnya, seraya mengatakan setelah bumkam di bubarkan masyarakat kampung membentuk pokdarwis sebagai pengelola pariwisata.

“Saat ada pokdarwis beberapa pasilitas yang bersumber suadaya masyarakat hasil pengunjung dibangunkan pasilitas seperti jembatan menuju air terjun curup gangsa dan pengelolaan sampah baru pariwisata berjalan,”pungkasnya. (Ndk)