Diajang KSM Tingkat Provinsi, Verna Lafifatus Syifa Siap Harumkan Nama Mesuji

Lensa News136 views

MESUJI, Lensalampung.com – Ketidakmampuan bukan menjadi masalah besar untuk meraih prestasi setinggi langit. Latar belakang keluarga yang tidak mampu sepertinya bukan alasan kuat untuk tidak berpikir positif dan mewujudkan apa yang dicita-citakan.

Tekad serta kemampuan dari dalam diri yang tinggi akan mengalahkan segalanya dan membawa kehidupan jauh lebih baik di kemudian hari. Hal tersebut telah dibuktikan oleh beberapa siswa dan siswi dari berbagai wilayah di Indonesia yang membuktikan bahwa ketidakmampuan baik secara fisik atau materi bukan halangan bagi mereka justru malah bisa selangkah lebih baik, bahkan membanggakan daerah asal mereka.

Seperti halnya yang dilakukan Verna Lafifatus Syifa (11) yang merupakan siswi kelas V Madrasah Ibtidaiyah (MI), Yayasan Nurul Amin, Dusun Pasir Intan, Desa Sungai Badak, Kecamatan Mesuji. Dimana putri tunggal pasangan Imam Mujahid dan Indriya Dewi Safitri itu berhasil menjuarai ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Matematika tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) tingkat Kabupaten Mesuji pada tanggal 20 juli 2019 lalu, yang diikuti seluruh MI, MA dan MTS se-Mesuji.

Gadis cilik yang akrab disapa Syifa itu ingin membuktikan kepada publik bahwa, meski dirinya menuntut ilmu di sekolah yayasan yang berbasis ilmu agama, tidak menghalanginya untuk bisa berprestasi dan bersaing dalam mata pelajaran umum dengan sekolah negeri yang lebih maju dan lengkap sarana-prasarananya.

Atas keberhasilannya itu, Syifa bersama tujuh belas anak lainnya dari MI, MA dan MTS se-Mesuji, hari ini Rabu (14/08) akan diberangkatkan untuk mewakili Kabupaten Mesuji di Ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat provinsi Lampung yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Agama Provinsi Lampung, di MAN 1 Bandar Lampung.

Sementara Kepala Yayasan Nurul Amin, M. Tugiman.S.Pd., mengaku sangat bangga dengan prestasi yang diraih salah satu anak didiknya itu. Dia pun berharap adanya perhatian pemerintah pusat, provinsi, maupun daerah, untuk dapat membantu siswa-siswi berprestasi yang kurang mampu.

Tugiman pun tak menampik, kondisi ekonomi wali murid Syifa yang berprofesi sebagai buruh tani tidak menghalangi muridnya berprestasi. Disamping itu, kondisi sekolah yayasan yang dipimpinnya juga memang masih banyak kekurangan, seperti fasilitas meja dan kursi belajar anak-anak yang sudah mulai banyak rusak, serta belum adanya gedung perpustakaan tidak menghalangi niatnya untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa di Bumi Ragab Begawe Caram.

Sekolah yang berdiri tahun 1992 itu, kini memiliki murid sebanyak 118 siswa-siswi yang terbagi menjadi enam kelompok belajar, dan dengan dibantu 7 orang tenaga pengajar dan semuanya merupakan guru honorer yang gajinya hanya mengandalkan dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Tugiman tetap optimis muridnya tidak akan kalah bersaing dan mampu mengharumkan nama Mesuji ditingkat Nasional.

“Kami berharap, pemerintah dapat lebih memperhatikan siswa-siswi berprestasi yang kurang mampu, jangan sampai mereka putus sekolah. Sebab, mereka inilah generasi penerus bangsa yang kelak akan membangun daerah sebagai pengganti kita dimasa yang akan datang,”tandasnya.(sandi)