Disdag Lampura Sidak Masih Banyak Pelaku Usaha Rumah Makan Gunakan Elpiji 3Kg

Lensa News114 views

Lampung Utara,Lensalampung.com – Dalam inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan terhadap beberapa rumah makan, senin 11 Januari 2020. Dinas Perdagangan Lampung Utara bersama tim, masih banyak menemukan pelaku usaha rumah makan dan restoran yang menggunakan gas tabung melon 3kg subsidi.

“Sebagaimana hari ini beberapa tempat yag kita kunjungi seperti restoran dan rumah maka masih menggunakan gas 3kg. Sebagai contoh restoran besar disini banyak mengunakan gas 3 kg yang bukan peruntukannya, dan kedepan akan kita ambil suatu kebijakan atau rekomendasi yang dikeluarkan dari kami (Disdag). Sambil menunggu regulasi dari Pemerintah pusat.” jelas Hendri, Kadisdag Lampung Utara, senin 11 Januari 2021.

Diketahui sidak ini tergabung dalam Tim terpadu Pemkab Lampung Utara yang terdiri dari Dinas Perdagangan dan Kepolisian, masih memberikan toleransi dalam melakukan pemantauan dan pengawasan gas subsidi 3kg di Lampung Utara.

“Saat ini kita maafkan, namun kedepan kita akan berikan saksi sesuai aturan yang ada. Disini kita juga melihat pendistribusiannya, apakah sudah sesuai dengan yang ada. Namun sejauh ini belum kita temukan persoalan pada pendistribusian hanya penggunaannya saja.” ucap dia seraya katakan, “Ini akan terus berkelanjutan dan kita usahakan cek usaha usaha mikro lainnya.” pungkasnya.

Sementara terpisah menyikapi sidak tersebut, M.Hadi Admaja pengelola PT.Riski Eka Windu sebagai agen di Bukit Kemuning, menjelaskan, bahwa saat ini pendistribusian masih berjalan dengan sebagaimana mestinya.

“Semua sudah berjalan karena aturan sudah dibuat, dari pertamina juga ada sidak rutin. Harga HET ke konsumen ikut peraturan gubernur itu berarti Rp.18 ribu ke konsumen.” jelas Hadi.

“Untuk kuota, kita sebagai agen ini sebagai penyalur melakukan sesuai jadwal dari pertamina, kita disini tidak menjual satu satu ke konsumen tapi ke pangkalan.” ucap dia.

Sementara ketika ditanya mengenai harga dari Agen ke Pangkalan, Hadi mengatakan, “itu bukan kapasitas saya bicaranya, silahkan ke pertamina.” pungkasnya.

Terpisah, pelaku usaha beralasan, bahwasanya mereka kerapkali kita dalam memperoleh gas berukuran besar 12 kg, maka itu gas melon digunakan hanya untuk sebagai cadangan.

“soalnya kita bukan sengaja memakai gas 3kg, gas 12kg itu ada tapi pengiriman susah, namanya usaha kita mau cepet dan ini cuma cadangan aja. Karena gas yang besar sering kosong.” ucap Tika, penanggung jawab kafe Lu Gue, di stadion sukung Kotabumi.(Ccp/Bbn)