Diduga Tak Sesuai Spek, Proyek Embung Bernilai Miliaran Baru Dibangun Rawan Jebol

Lensa News163 views

Lampung Utara, Lensalampung.com – Bangunan yang menelan anggaran miliaran rupiah itu, Pasalnya asal jadi dan rawan ambrol karena diduga tak sesuai sesuai spesifikasi pengerjaannya, hal ini dikeluhkan warga masyarakat dusun sukaharjo Desa Gilih Sukanegeri, Kecamatan Abung Selatan, degan pembangunan embung dilingkungannya.Jumat (04/06/2021)

Seperti terekam dalam camera tim (awak media), bangunan yang dibangun diatas tanah berasal dari hibah warga itu dikerjakan asal jadi karena belum genap lima bulan pengerjaan keadaan telah rusak. Sementara, disisi sebelah kanan pintu air ada drainase airnya sementara dikiri tak ada, belum lagi tak dilengkapi degan batu tanggul penahan tanah sehingga rawan longsor.

Terbukti di saluran air pembuangan kedua sisi Timur-Barat telah hancur, sehingga membuat warga resah sebab bangunan baru saja selesai namun manfaatnya tak dapat dirasakan.

“Itu yang menjadi kekhawatiran kami, sebab dapat dilihat sendiri keadaannya begini. disisi timur-barat pintu air telah rusak, bahkan mengelupas hingga kelapisan tanah. padahal sekarangkan masuk bulan kemarau, bagaimana bila nanti masuk di musim penghujan, “kata Warga Dusun Sukoharjo desa setempat yang menjadi tempat masuk pembangunan embung itu,ungkap Ijal.

Kekhawatiran warga itu bukan tanpa alasan, sebab, dengan tidak adanya tanggul penahan serta pemasangan drainase yang benar dapat berpotensi merusak pembangunan yang mestinya itu dimanfaatkan masyarakat bagi peningkatan ekonominya tersebut. Namun sayangnya, hal itu sepertinya sulit terwujud dengan keadaan yang ada saat ini. Dimana kedua pintu air rusak berat bahkan tanah panahan air rawan longsor menyebabkan keprihatinan.

“Sangat disayangkan, kami sebagai warga merasa apa yang telah kami lakukan (hibah tanah) sia-sia. Apalagi uang digunakan ini berasal dari kita juga, kan miris melihatnya. Itu ada drainase dipasang satu disisi dimuka pintu air, lalu pintu airnya hanya menggunakan plat besi tipis sekitar 2-3 mm saja kalau dilihat spek jauh dari seharusnya plat baja 15 mm, “terangnya.

Belum lagi, lanjutnya, bronjong batu penahan tanahnya hanya bagian bawah atau dasar sementara atas sampai tengah tak ada ada. “Kalau begini kan ada kekuatan bangunan ini, sebab ini diambil dari tanah galian dipadatkan yang berasal tanah disekitar. Hanya digilis beberapa kali saja, itu pun hasilnya seperti yang kita lihat tadi. Sebab, pekerja bilang tanahnya lengket, maklum musim penghujan, “tandasnya.

Lalu dikiri-kanan ada batu yang ditebar tanpa digilas kendaraan berat, lanjutnya. Sehingga menyulitkan pengendara, khususnya mereka melintas disana. Maklum saja itu kesehariannya itu adalah jalan penghubung menjangkau kebun milik warga, dan disaat bersamaan ada ibu-ibu melintas terjatuh karena jalan menanjak nan terjal harus dilalui.

“Kalau tidak hati-hati, ya seperti itu tadi. Kalau sebelumnya itu bisa dilalui dengan mudah, bahkan kendaraan roda empat saja bisa melaluinya. Kalau sekarang boro-boro, motor pun bisa jatuh karena saat dipertanyakan itu hanya pengalihan batu yang seharusnya diberonjong. Padahal seharus nyaitu kewajiban pelaksana, bukan diambil dari batu yang seharusnya dipakai buat tanggul penahan tanah (bronjong), “ujarnya.

Warga lainnya yang kebetulan melintas di embung. Satimin, menuturkan prihatin dengan keadaan bangunan yang belum lama selesai dikerjaan tersebut.selain mengalami kerusakan di sana sini juga sangat menyulitkan masyarakat melintas, pasalnya, batu ditebar tak dapat digunakan karena cukup menyulitkan tidak ada gilas dengan alat berat woles.

“Kami kecewa, dan berharap segera mendapatkan perhatian pemerintah. Sebab, cukup vital manfaatnya bagi warga, “imbuhnya.

Kades, M Luky Yasin menambahkan bahwasanya pihaknya tidak mengetahui persis prihal pekerjaan embung di dusun Sukoharjo itu. Namun sepengetahuannya pekerjaan itu sempat dikeluhkan warga karena keadaannya demikian. Sehingga tak dapat berbuat banyak, dan berharap kepada pemerintah dapat memberikan perhatian sebab telah menjadi aspirasi masyarakatnya.

“Kalau sepengetahuan saya itu belum lama, dan itu pernah dikeluhkan masyarakat. Dan kami tak dapat berbuat banyak karena tak mengetahui secara pasti, mudah-mudahan ada solusi bagi perbaikannya ke depan. (Ccp/Bbn)