Bandar Lampung, Lensalampung.com – Pusat Pembelajaran Antikorupsi (ACLC) dikelola oleh Direktorat Pendidikan dan Pelatihan Antikorupsi, Kedeputian Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merilis 3 (tiga) nama Srikandi Indonesia yang telah diakui oleh lembaga anti rasuah sebagai Perempuan Penyuluh Antikorupsi (Paksi).
Dari ketiga Perempuan Paksi tersebut rupanya salah seorang berasal dari Provinsi Lampung, dia adalah Fariza Novita, yang akrab disapa Ica atau Ses Ica. Jauh sebelum berlisensi Perempuan Paksi, Ica memang dikenal sebagai aktivis antikorupsi asal Lampung.
Ia kerap memimpin aksi massa baik di Provinsi Lampung hingga di Pusat (Jakarta) guna mengkritisi para aktor yang korup untuk dijebloskan ke sel tahanan. Sampai hari ini, terhitung kurang lebih 6 (enam) bulan Ica menyandang status sebagai Perempuan Paksi oleh lembaga resmi dibawah naungan KPK, adalah bukti keseriusannya untuk pemberantasan korupsi.
Aktivis antikorupsi asal Lampung ini dikenal dengan keberaniannya melawan ancaman, teror dan lainnya. Bahkan Dia sering diincar karena menyuarakan semangat antikorupsi dan melaporkan para terduga korupsi.
Namun semua itu tak membuat seorang Ibu Rumah Tangga ini menghentikan langkahnya. Bahakan seblaiknya, dari semua yang datang mengancam dan meneror itu membuatnya semakin menggebu-gebu untuk menyuarakan Anti Korupsi.
“Saya pernah diancam pihak yang saya laporkan. Di lapangan juga sering diancam dan diteror, lewat telepon atau WA. Namun saya tidak patah semangat apalagi takut, karena saya yakin Allah akan melindungi saya,” kata perempuan 34 tahun ini dikutip dari ACLC, Kamis (10/3/2022).
Sudah bertugas sebagai Paksi selama 6 bulan, Fariza giat melakukan kampanye antikorupsi. Dimulai dari keluarganya, teman-teman, lalu masyarakat. Dia mengajarkan nilai-nilai integritas di manapun, termasuk di media sosial dengan poster-poster pengetahuan soal bahaya korupsi.
Dengan itu, tentu tidak semua orang suka dengan kebenaran yang dibawanya. Fariza kerap dimusuhi oleh mereka yang gerah dengan nilai-nilai antikorupsi. Dia kerap dicemooh oleh teman-temannya sendiri dengan julukan “orang yang gak butuh duit” atau “sok bersih”. Lantaran khawatir keselamatan Fariza, suaminya sempat meminta istrinya itu tidak lagi melanjutkan aksinya. Tapi niat Fariza sudah bulat, pantang mundur barang selangkah.
“Saya berikan pengertian kepada suami saya, bahwa segala sesuatu yang terjadi kepada saya sudah diatur oleh Allah SWT. Kita tidak usah takut dengan penilaian orang, karena kita tidak perlu itu. Saya tidak lantas padam, justru dengan hinaan itu, saya tambah semangat,” kata Fariza.
Dihubungi wartawan melalui pesan WhatsApp, Ses Ica menegaskan bahwa, sebagai warga Lampung dan Asli Ulun Lampung, ia berjanji dengan kepercayaan yang diberikan oleh ACLC kepadanya itu akan dimanfaatkan sebagaimana mestinya untuk berkontribusi terhadap masyarakat dalam pencegahan Korupsi khususnya di Lampung.
“Dengan pengetahuan yang saya dapatkan dari ACLC maupun dari KPK, mulai sekarang saya akan giat melakukan penyuluhan anti korupsi terutama di Lampung. Inilah wujud kecintaan saya terhadap tanah kelahiran,”tukasnya. (*)