JAKARTA, Lensalampung.com – Kunjungan kenegaraan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al- Saud ke Indonesia pada 1 – 9 Maret 2017 merupakan kunjungan bersejarah bagi republik indonesia. Agenda tersebut guna memperkuat kerja sama bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi.
“Kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz pada 1 – 4 Maret di Jakarta dan kemudian di Bali hingga 9 Maret,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis (23/2/16).
Menurut Arrmanatha, Raja Salman akan tiba di Indonesia pada 1 Maret dan akan bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo di Istana Bogor. “Ini merupakan kunjungan bersejarah karena terakhir kali seorang Raja Arab Saudi berkunjung ke Indonesia itu sudah 47 tahun lalu,” ujar dia.
Dia menyebutkan, Pemerintah Arab Saudi menilai dalam dua tahun terakhir hubungan kedua negara semakin dekat, dan isu yang dibahas oleh pemerintah kedua negara tidak hanya soal haji dan tenaga kerja. “Maka kunjungan Raja Arab Saudi bulan depan menunjukkan momentum yang sangat penting bagi hubungan bilateral Indonesia-Arab Saudi,” ucap Arrmanatha.
Peningkatan hubungan bilateral Indonesia-Arab Saudi, kata dia, juga ditandai dengan semakin seringnya kegiatan saling kunjung antarpejabat kedua negara. Misalnya, Menlu RI Retno Marsudi sudah tiga kali berkunjung ke Arab Saudi. Presiden Jokowi pun telah melakukan kunjungan kenegaraan ke Saudi pada 2015.
“Selain itu, beberapa pejabat Indonesia yang juga berkunjung ke Saudi, antara lain menteri pertahanan, Ketua Bappenas, Ketua BPK, Kepala BNPT. Sementara Menlu Arab Saudi sudah dua kali berkunjung ke Indonesia pada 2015 dan 2016,” ungkap dia.
Menurut dia, Presiden RI dan Raja Arab Saudi dalam pertemuan bilateral akan membahas berbagai upaya peningkatan kerja sama ekonomi. Pemerintah Indonesia akan meminta pihak Arab Saudi untuk berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, misalnya, terkait pembangunan jalan dan penyediaan air bersih.
“Ini merupakan sesuatu yang ingin terus dikembangkan oleh kedua kepala negara,” tutur Arrmanatha.
Dia menyebutkan ada lima nota kesepahaman (MoU) yang akan ditandatangani pemerintah kedua negara, yaitu MoU di bidang kerja sama budaya, kesehatan, urusan Islam serta dakwah dan layanan agama, pelayanan perjalanan udara, perjanjian pemberantasan kejahatan. (net/red)
Sumber : Antara – Republika