BANDAR LAMPUNG,Lensalampung.com -Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Lampung membantah pernyataan Wali Kota Bandar Lampung Herman HN yang mengatakan ada yang mengaku-aku bangun bandara. Menurut data Badan Keuangan Daerah (Bakuda) Provinsi Lampung, sejak 2014 Gubernur-Wakil Gubernur Lampung, Muhammad Ridho Ficardo-Bachtiar Basri menguncurkan dana Rp408,15 miliar.
Dana bersumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Lampung tersebut dikucurkan sejak 2014 untuk pekerjaan perencanaan Rp3,2 miliar, pekerjaan fisik Rp102,7 miliar dan pembebasan lahan Rp274,3 miliar.
“Tidak mungkin Pemprov Lampung lepas tangan, karena ini komitmen mendukung Bandara Radin Inten II menuju bandara internasional. Pemprov Lampung mengucurkan dana ini karena Bandara Radin Inten II merupakan wajah Lampung,” kata Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo saat dikonfirmasi tadi malam.(18/10/2017).
Melalui APBD 2014-2015, Pemprov mengucurkan dana total Rp3,2 miliar untuk studi perencanaan pengadaan lahan. Kemudian detail engineering design (DED) sisi darat tahap II, DED perpanjangan dan pelebaran landar pacu, AMDAL, studi rute domestik/internasional, dan pengembangan rute perintis.
Selain itu, pada APBD 2014-2015 juga dikucurkan Rp102,7 miliar untuk land clearing, pengadaan tanah untuk perpanjangan landas pacu tahap I dan tahap II. “Kita juga akan membebaskan tanah seluas 28,26 hektare di 2018, sehingga total luas Bandara Radin Inten II menjadi 198 hektare,” kata Gubernur Ridho.
Dukungan Pemprov Lampung tersebut, menurut Kepala Bandara Radin Inten II, Asep Kosasih Samapta, menjadikan Bandara Radin Inten II kini naik status menjadi bandara kelas I. Prestasi moncer juga diraih dengan menyabet status sebagai sebagai Bandara Percontohan Nasional 2017.
Penetapan Bandara Percontohan Nasional itu ditetapkan di Malang, Jawa Timur, pada 5 Oktober 2017. Pengumumannya disampaikan di Bandung, Jawa Barat, pada 29 September 2017. Bandara Radin Inten II terpilih dari 300 bandara di bawah pengelolaan Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Lampung, khususnya Gubernur Lampung Bapak Muhammad Ridho Ficardo yang sejak awal terus mengawal renovasi total bandara, mengalokasikan dana, dan menghibahkan aset untuk perluasan bandara,” kata Asep Kosasih Samapta.
Penilaian tersebut berlangsung sejak Juni 2017. Pada tahap akhir penilaian, ada dua bandara yang dipilih yakni Bandara Radin Inten II dan Bandara Kalimaru, Berau, Kalimantan Timur. Penilaian antara lain meliputi pelayanan, keamanan, dan kepegawaian. Hasilnya, juri memilih Bandara Radin Inten II sebagai Bandara Percontohan Nasional 2017.
Peningkatan pelayanan Bandara Radin Inten II, menurut Adi Susanto, penumpang yang rutin terbang dari dan ke Lampung, jauh meningkat. Adi yang juga Sekretaris Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Provinsi Lampung itu, mengatakan Bandara Radin Inten II bahkan lebih bagus dari Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta, dan Bandara Husein Sastranegara, Bandung. “Pengambilan bagasi perlu diperluas. Lainnya, lebih bagus dari dulu,” kata Adi Susanto. (BA)