Lampung Utara, Lensalampung.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Utara, melalui bidang Kebudayaan membuat langkah untuk memajukan Pendidikan terhadap Pelajar.
Melalui bidang Kebudayaan mengambil langkah dengan memperkenalkan sejarah-sejarah dan Kebudayaan suku Lampung kepada para siswa dan Guru Sejarah.
Kepala Disdikbud Lampura Suwandi melalui Kabid Kebudayaan Dra.Nani Rahayu M.M., menjelaskan, kegiatan pengenalan sejarah dan kebudayaan Lampung itu dilaksanakan di empat lokasi berbeda.
Di Kecamatan Abung Timur dengan menemui salah satu tokoh yang dapat menceritakan sejarah suku Lampung Abung. Setalah itu menuju Kecamatan Blambangan Pagar tujuannya sama yakni menemui tokoh adat untuk mengenal peninggalan-peninggalan sejarah seperti kain tapis yang sudah berusia ratusan tahun. Batu-batu antik, piring antik dan masih banyak peninggalan sejarah lainnya.
“Di Blambangan ini kita bersama anak-anak dan guru sejarah berkunjung ke Situs Kramat Teluk yakni makam puyang Tubagus Muhammad Saidin Mustofa dan istrinya Nyonya Siti Badirah yang menyebarkan ajaran Agama Islam dari Banten. Kalau kita tidak mengenalkan sejarah dan kebudayaan kepada anak-anak pasti mereka tidak akan tau. Mereka hanya mengenal nama saja, tapi tidak tau beliau itu siapa dan sejarahnya bagaimana,”tutur Nani saat diwawancarai di ruang kerjanya, senin (26/2/2018).
Dilanjut Nani, rombongan juga berkunjung ke Daerah Sungkai untuk bertemu dengan para tokoh dari berbagai Kecamatan yang memberikan informasi tentang sejarah Sungkai. Di sana anak-anak diperkenalkan tentang sejarah-sejarah, peninggalan-peninggalan dan rumah-rumah adat Lampung di Desa Negara Tulang Bawang Kecamatan Bunga Mayang yang dibangun sejak tahun 1915 dan hingga saat ini masih berdiri.
Dan di Kecamatan Abung Tinggi yakni mengunjungi makam puyang Minak Trio Deso beserta keluarganya. Lalu melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh tradisi untuk mencari informasi tentang sejarah berdirinya Abung Tinggi.
“Di Abung Tinggi ini kita diperkenalkan situs-situs peninggalan nenek moyang orang Lampung. Di lokasi ada puluhan situs yang tidak terawat dan tersebar dilingkungan perkebunan kopi masyarakat. Dengan adanya pengenalan sejarah dan kebudayaan ini anak-anak bisa tau situs berupa batu itu merupakan peninggalan nenek moyang sehingga bisa dijaga dan dipelihara dengan baik,” tambah Nani.
Munculnya ide untuk memperkenalkan sejarah dan Kebudayaan kepada para siswa ini dari Kementrian Pendidikan. Karena di Provinsi-Provinsi yang ada di luar Lampung para siswa diajak untuk memperkenalkan sejarah dan budayanya.
“Saya ingin sekali ketika Bidang Kebudayaan ada di Disdikbud Lampura bisa bersentuhan langsung dengan siswa. Untuk itu saya buat kegiatan jelajah tokoh tradisi dan sejarah kebudayaan di Lampura kepada siswa dan guru sejarah,” jelasnya.
Dengan harapan adanya kegiatan jelajah sejarah dan budaya ini anak-anak bisa lebih mencintai budayanya serta menyalurkan ilmu-ilmu yang didapat saat berkeliling kepada siswa lainnya. (Ist)