TUBABA, Lensalampung.com – Naas nasib Kepalo Tiyuh (Kades) Saktijaya Kecamatan Batu Putih Kabupaten Tulangbawang Barat, Ihwanudin (45) menjadi korban penusukan senjata tajam (Sajam) oleh seorang ibu rumah tangga, Rabu (12/7/2017)
Penusukan terjadi sekitar pukul 07.00 Wib akibatnya korban terpaksa harus dilarikan ke salah satu Rumah Sakit yang berada di Unit 2 Tulangbawang, dan mengalami luka tusuk di bagian belakang perut sebelah kiri sedalam 4,5 cm.
Camat Kecamatan Batu Putih Ibrahim DM, membenarkan atas kejadian tersebut, “Ya benar istri mantan kepala Tiyuh Sakti Jaya yang saya belum tahu persis nama jelasnya, telah melakukan penusukan terhadap Ihwanudin kepala Tiyuh Sakti Jaya yang sekarang, saat ini korban telah di lirikan ke rumah sakit di unit 2 yaitu RS. Mutiara Bunda.”terang Ibrahim DM kepada wartawan phonselnya pada Rabu (12/7).
Sementara camat menyarankan agar awak media dapat mengkonfirmasi kasus tersebut kepada Kapolsek Gunung Terang. “silakan untuk informasi lebih lanjut tanyakan kepada Kapolsek Gunung Agung, karena saat ini pelakunya telah diamankan di mapolsek setempat.”imbuh Camat tersebut.
Menurut informasi yang dihimpun, peristiwa ini dipicu soal pemasangan KWH. Ketua LPM Tiyuh Sakti Jaya, INR (45) menjelaskan, kejadian penusukan, berawal ketika korban yang tengah berada di kediaman didatangi Burwawi Tehang (45), mantan kepala tiyuh setempat bersama Guntur (30) selaku biro PLN dan dua orang lainya.
“Lalu terjadi keributan dirumah korban sampai wajah korban dilempar handphone oleh Guntur. Dan kejadian itu disaksikan langsung Mariun (35) poldes tiyuh setempat,” ungkap INR.
Lebih lanjut ia menceritakan, setelah beberapa menit keributan tersebut, dating Triyani (30) istri Burwawi menggunakan sepeda motor miliknya dan langsung menghampiri Ikhfanudin sambil memukuli korban berkali-kali.
“Keributan tersebut sempat dilerai Mariun dan anak saya, Rahman. Usai dipisah, tiba-tiba Triyani mencabut pisau yang dibawanya lalu menusuk pinggang sebelah kiri Ikhfanudin. Kejadian itu disaksikan banyak warga. Setelah itu, Triyani pergi sambil membawa pisau miliknya menggunakan motor,” terang INR.
Motif keributan, tegas INR, diduga terkait pemasangan KWH listrik di tiyuh tersebut.
“Sekitar tahun 2012 saat Burwawi masih menjabat sebagai kepala tiyuh, dia memang yang membawa biro-biro PLN masuk untuk pemasangan listrik, tapi sampai saat ini listrik belum juga terpasang padahal masyarakat banyak yang sudah memberikan uang. Dari situlah kami beserta masyarakat merasa kecewa, tetapi alhamdulillah sejak kepala tiyuh dijabat Ikhfanudin tahun 2015, listrik kami terpasang,” kata INR.
“Karena Burwawi ingin menguasai masalah pemasangan listrik tersebut dan ikhfanudin beserta masyarakat tidak mau lagi, maka terjadilah cekcok antarmulut antara Burwawi dan rombonganya dengan ikhfanudin,” pungkas INR (Dedi/Red)