Puluhan Hektar Sawah Di Lampura, Mulai Kering Dan Terancam Gagal Panen

Lampung Utara, Lensalampung.com – Sebagian pekarangan sawah di Kabupaten Lampung Utara, sejak awal Januari 2018, terancam gagal panen karena dilanda kekeringan. Hal itu disebabkan karena air irigasi dan embung mengalami penyusutan sehingga menyulitkan petani untuk menyirami tanaman padinya.

Seperti yang terjadi di Desa Sido Mukti Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara, sedikitnya terdapat sekitar 80 Hektar (Ha) sawah-sawah milik empat Kelompok Tani (Poktan), dilanda kekeringan dan memaksa petani kerja ekstra agar tidak terjadi gagal panen.

Diungkapkan Parman, warga RK III Sidomukti Abung Timur yang tergabung dalam Poktan Pelita, kekeringan sudah terjadi sejak 20 hari dan dirinya telah mengeluarkan banyak kocek agar sawahnya tidak gagal panen.

“Kekeringan sudah mulai terjadi sejak musim tanam awal Januari ini,” terang Parman kepada Awak Media, selasa (30/1/2018).

Dilanjut Parman, di sawahnya terdapat aliran irigasi, namun, karena tidak ada curah hujan tinggi sehingga mengakibatkan debitnya berkurang. Sementara, irigasi tersebut diperuntukkan bagi sejumlah kelompok tani lainnya.

“Jadi kami yang posisi sawahnya berada dibawahnya (irigasi) mengalami kurang pasokan air. Karena itu kami sangat mengharapkan agar secepatnya sawah kami dialiri air,” harapnya.

Parman juga mengatakan, tanaman padi yang baru berumur satu sampai dua bulan memerlukan air yang cukup, agar tanaman padinya subur. Sedangkan saat tanaman padi sudah berusia cukup, meski hujan tidak memengaruhi kondisi tanaman. “Jika pada usia awal tersebut air tidak mencukupi, dapat diperkirakan produksi padinya saat panen merosot tajam,” jelasnya.

Terpisah Sugiyono selaku petugas Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) membenarkan kekurangan pasokan air di irigasi, akibat tidak adanya hujan. Karena itu dengan memanfaatkan air yang ada, P3A menggunakan pola bergilir dalam mengaliri air diirigasi ke sejumlah sawah milik kelompok tani.

“Curah hujan rendah hingga debit air di irigasi berkurang. Makanya kami pakai pola bergilir. Dan semua sawah secara merata nantinya akan dapat air,”pungkasnya. (Bs)