Hadang Kemunduran Demokrasi di Tubaba, Tim Pemenangan Kotak Kosong Segera Dibentuk

Lensa Politik144 views

Tulang Bawang Barat,Lensalampung.com – Fenomena Calon Tunggal dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di Pilkada Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) rupanya akan terjadi kembali di tahun ini setelah sebelumnya pada Pilkada tahun 2017 lalu.

Hal ini tentunya bukan hanya sekedar bicara dinamika politik semata. Melainkan, sebagai Negara Demokrasi, masyarakat di Kabupaten Tubaba menilai upaya yang dilakukan oleh kelompok tertentu untuk kemunduran demokrasi di Bumi Ragem Sai Mangi Wawai ini haruslah segera dihadang.

Menurut Azwar, salah seorang warga Tubaba bahwa, Fenomena lawan Kotak Kosong bukan saja soal demokrasi yang tidak sehat, melainkan juga hal itu menandakan kegagalan mendasar institusi politik dalam menjalankan fungsi esensial mereka.

Menurut dia, Calon Tunggal melawan kotak kosong di Tubaba pada tahun 2017 masih dapat dimaklumi karena Calon Bupati saat itu merupakan seorang politisi.

“Tetapi pada Pilkada Tubaba tahun 2024 ini, kandidat yang maju sebagai Bakal Calon Bupati berlatar belakang ASN. Sementara, terdapat Partai Politik pemenang pemilu yang mampu mengusung kadernya untuk maju tanpa harus berkoalisi dengan partai lain,”kata Azwar saat berbincang di Tiyuh Karta, Tulang Bawang Udik, Jum’at (9/8/2024).

Menariknya, tambah Azwar, seorang kandidat yang berlatar belakang ASN itu justru berupaya untuk memborong rekomendasi semua partai politik untuk menjadi koalisi besar. Meskipun, ujarnya, sudah jelas terdapat kandidat lain yang juga sangat serius untuk mencalonkan diri.

“Hal ini menunjukkan kurangnya kompetisi politik yang sehat dan berpotensi menggerus prinsip dasar demokrasi, yaitu kebebasan dalam memilih dan dipilih,”ujar dia.

“Ketika masyarakat dipaksa memilih antara satu pasangan calon atau kotak kosong, esensi demokrasi yang sejati telah dilanggar. Demokrasi seharusnya menawarkan pilihan yang beragam, bukan memaksa masyarakat pada situasi tanpa pilihan nyata,” kata Azwar lagi.

Lebih jauh Azwar mengatakan, fenomena ini juga menyoroti kegagalan institusi politik dalam menjalankan peran mereka untuk memastikan adanya representasi politik yang adil dan kompetitif. Institusi-institusi politik yang seharusnya mendorong partisipasi dan kompetisi politik, ujarnya, justru terkesan mengabaikan tugas mereka dengan mendukung calon tunggal, sehingga menciptakan situasi yang tidak sehat bagi perkembangan demokrasi di tengah masyarakat.

Selain itu, munculnya kotak kosong juga mengindikasikan adanya ketidakpercayaan publik terhadap sistem politik yang ada. ‘Jika masyarakat lebih memilih kotak kosong daripada calon yang diusung, ini adalah tanda bahwa ada yang salah dalam proses pencalonan dan pemilihan, serta dalam persepsi publik terhadap para calon yang diajukan,”tuturnya.

Dengan adanya fenomena kotak kosong ini, sambung dia, sudah saatnya dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses Pilkada dan peran partai politik.” Demokrasi yang sehat hanya dapat tercipta melalui kompetisi yang fair dan keterlibatan aktif masyarakat dalam menentukan pemimpin mereka,”kata dia.

“Oleh karena itu, diperlukan reformasi untuk memastikan bahwa setiap Pilkada menyediakan pilihan yang beragam dan bermutu, sehingga demokrasi bisa berfungsi sebagaimana mestinya,” tandasnya.

Sementara itu Riady, Koordinator Tim Relawan SJR menyatakan, dirinya dan seluruh gabungan relawan dari berbagai lapisan siap memenangkan kotak kosong jika saudara Surya Jaya Rades atau SJR dinyatakan kurang dukungan Partai pada Pilkada nanti.

“Kami telah melakukan konsolidasi dan koordinasi ke seluruh tim relawan yang di bentuk untuk memenangkan SJR, dan semua tim siap memenangkan kotak kosong demi jalanya demokrasi yang sehat di Tubaba,” tutup Riady.

Secara terpisah, H. Supeno, Tokoh Politik di Kabupaten Tubaba juga demikian. Dirinya menyayangkan sikap partai politik apabila benar terjadi Calon Tunggal melawan Kotak Kosong.” Politikus harusnya melihat hasil dari satu periode ketika dipimpin oleh pemenang Calon Tunggal tempo hari. Kita harus memikirkan rakyat,”kata di.

Ketua Perwakilan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Provinsi Lampung tahun 2017-2021 ini juga mengisyaratkan, apabila Pilkada Tubaba ini terjadi melawan kotak kosong, maka pihaknya akan membentuk Tim Pemenangan Kotak Kosong yang tentunya akan terstruktur dan sistematis.

“Kita akan bentuk Tim Pemenangan Kotak Kosong, kemudian kita sampaikan tim ini ke KPU. Tim ini akan bergerak masif, mulai dari RT, RW, Tiyuh dan Kecamatan. Termasuk sanksi di TPS dan Kecamatan, dan Koordinator Saksi tingkat Kabupaten,”kata Supeno.

Ditegaskan Supeno, pemberitahuan Tim Pemenangan Kotak Kosong kepada KPU ini karena bukan tidak mungkin adanya pelanggaran yang dilakukan oleh Calon Tunggal tersebut.

“Tim Pemenangan Kotak Kosong ini akan bertugas sampai nanti ketika ditemukan kecurangan tentu kita akan gugat ke Mahkamah Konstitusi (MK). Soal modal secara finansial, saya dengan Pak Darsani tidak berani nyalon kalau tidak ada uang, intinya kami siap keluar dana dengan jumlah yang besar sebagai wujud kecintaan kami terhadap Kabupaten Tubaba ini,”tukasnya. (*).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *