Harga Singkong Anjlok, Petani di Tuba Menjerit

Lensa News247 views

Tulang Bawang, Lensalampung.com – Seluruh komunitas petani singkong diLampung,khusus Kabupaten Tulang Bawang, Angkat bicara Mereka dibuat resah dengan anjloknya harga singkong yang terjadi sejak beberapa bulan yang lalu.Kamis (18/02/21)

Pasalnya Yangmana harga singkong beberapa bulan lalu masih bisa dijual dengan kisaran harga Rp1200,- per kilo gram, sekarang tiba-tiba menurun Drastis hingga kisaran +- Rp 800,-/kg ditambah potongan timbangan 25%.belum biaya ongkos mobil dllnya hasil penjualan pemilik singkong berkisaran 400 rupiah.

Dapak Rendahnya harga singkong saat ini tentunya sangat membuat para petani singkong cemas dan panik dengan kondisi harga singkong makin hari harga singkong makin Rendah , maka dipastikan komunitas petani singkong pada musim panen kali ini banyak mengalami kerugian.

Seperti yang diungkapkan oleh Novi marzani BMY, ia salah satunya komunitas petani singkong asal Kecamatan Menggala, mengatakan saat ini di daerahnya memang sedang musim panen singkong. Namun musim panen kali ini, sangat berbeda karena tidak akan segembira pada saat menghadap musim panen singkong tahun lalu.

Kami semua sangat menantikan sekali hasil panen ini, namun kalau harganya anjlok seperti sekarang ini jangankan dapat untung buat modal penanaman kembali juga mungkin tidak akan cukup meski Pun usia singkong sudah mencapai 12bln mau memanennya juga males.”keluhnya

Selanjutnya,Novi Marzani”menyampaikan dan berharapnya kepada pemerintah pusat/provinsi ataupun kabupaten Mengingat sebagai komoditas Petani singkong khususnya petani singkong di tuba adalah komoditas terbesar di Lampung maka dipandang perlu pemerintah daerah untuk membuat regulasi khususnya tentang pengaturan standar harga jual singkong petani. Hal ini sangat penting untuk dilakukan sebagai jalan keluar atas rendahnya nilai jual singkong di Lampung.

Selanjutnya Novi Marzani BMY atau sapaan akrabnya ( Bung Novi) mantan anggota DPRD periode 2014- 2019 kabupaten Tulangbawang mengatakan dijamanya Waktu di DPRD th 2014- 2019 pada saat itu harga singkong mencapai diatas 1200 rupiah,Bung Novi Marzani memaparkan bahwa produksi tepung tapioka sebenarnya hanya diproduksi oleh lima negara didunia,itu artinya lima negara inilah yg menyuplai kebutuhan tepung tapioka dunia,baik untuk konsumsi maupun pabrikan turunannya.Untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri sebenernya juga kurang.

Itu artinya bahwa produksi hasil tani singkong adalah produk unggulan daerah dan nasional yg harus dilindungi oleh negara,. pemerintah tidak boleh membiarkan pasar bebas atau dengan alasan free figh kompetition merenggut,memeras petani singkong untuk kepentingan global. Apalagi ditengah wabah vandemi Covid-19 seperti sekarang ini, dimana saat ini petani sangat mendambakan perlindungan dari Pemerintah.,negara tidak boleh melakukan pembiaran atas prilaku eksploitatif para pabrikan hitam dibumi Lampung khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Ditempat terpisah Keterangan yang sama juga disampaikan oleh Mat Yusuf seorang petani singKong asal umbul sawah ,,iya menyampaikan mewakili komunitas petani singkong yg ada ditulang bawang mengharapkan kepada Pemerintah kabupaten Tulangbawang Ibu Bupati Hj Winarti SE.MH, agar dapat membantu memperjuangkan Nasip para petani singkong yang ada di kabupaten tulang bawang mengingat dalam selogan kompanye 3 th yg lalu Bupati Hj Winarti (WIN-HEN) akan memperjuangkan dan mensejahterakan para petani Singkong.” ujarnya

selanjutnya ia menabahkan Kami berharap Kepada pemerintah daerah khususnya Pemkab Tulang Bawang dan Anggota DPRD Tulang Bawang yang terhormat jangan diam saja dengan kondisi Petani singkong yang saat ini harganya semakin anjlok..andai saja harga singkong seperti dulu tentunya petani singkong dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya,,tidak mengalami kerugian yg luar biasa,,akibat anjlok nya harga jauh dari kata untung menutupi biaya sewa lahan ,ongkos tanam, perawatan pupuknya saja dengan harga singkong saat ini terasa amat menyulitkan.

Apalagi ditambah dengan keadaan wabah pandemi covid–19 semua terasa kesulitan kebutuhan harga bahan pokok harganya naik.Sebagai petani singkong mereka berharap agar pemerintah kabupaten Tulangbawang dapat membantu Para petani singkong memberikan solusi terbaik buat para petani singkong jangan sampai kami dibiarkan Merugi seperti ini.”harapnya. (Akuan)