Oleh : Dede Farhan Aulawi.
Dalam manajemen kontemporer kita mengenal arti pentingnya networking, bahkan dikenal sebagai virtual capital. Artinya orang yang memiliki network yang bagus dan luas kelihatannya seperti tidak memiliki apa – apa dalam konteks materi, padahal sesungguhnya dia memiliki modal besar yang tidak terlihat yaitu jaringan (network). Apa yang diambil oleh manajemen kontemporer ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru, karena dalam ajaran Islam sudah ada perintah mengenai silaturahim, atau orang Indonesia biasa menyebutnya silaturahmi.
Silaturahmi ini sangat penting sekali, apalagi di era saat ini dimana banyak orang yang beralasan tidak bisa bersilaturahmi karena kesibukan, jarak, biaya dan lain – lain. Menjalin silaturahmi adalah salah cara mewujudkan ukhuwah islamiyah insaniyah dan wathaniyah. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra : Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi”. Ini menunjukkan bahwa silaturahmi adalah bagian dari konsekuensi orang yang mengaku beriman kepada Allah SWT.
Silaturahmi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya mengunjungi langsung sanak keluarga dan saudara. Silaturahmi juga memiliki banyak hikmah, diantaranya (1) Dipanjangkan umurnya dan diluaskan rizqinya, (2) Penyebab masuk surga dan dijauhkan dari neraka, (3) Merupakan bentuk Ketaatan kepada Allah SWT, (4) Pahalanya seperti memerdekakan budak, (5) Bersedekah terhadap keluarga sendiri tidak seperti sedekah terhadap orang lain seperti dalam Hr Tirmidzi, “Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua pahala: sedekah dan silaturahmi “.
Bahkan dalam beberapa hadist yang lain, Rasul juga mengingatkan tentang konsekuensi dari orang yang memutuskan silaturahmi, misal dalam HR Tirmidzi, “Tidak ada dosa yang Allah SWT lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturahmi ”. Ada juga dalam HR Ahmad, “ Sesungguhnya amal ibadah manusia diperlihatkan setiap hari Kamis malam Jum’at, maka tidak diterima amal ibadah orang yang memutuskan hubungan silaturahmi “. Ini contoh beberapa hadist Rasulullah yang menekankan pentingnya silaturahmi.
Lalu bagaimana me-reaktualisasikan silaturahmi ini dalam konteks kekinian dimana kesibukan kerja, jarak dan biaya yang seringkali menjadi kendala ? Sebenarnya teknologi sidah sangat membantu orang yang mau silaturahmi ini setelah teknologi handphone banyak digunakan. Meskipun memang ada beberapa persoalan lain, sebab secanggih apapun handphone yang dimiliki kebanyakan menggunakannya hanya untuk telpon dan sms-an saja. Jika itu yang terjadi maka percuma beli Hp yang mahal dengan berbagai fitur yang lengkap tetapi “tidak digunakan” karena memang “tidak tahu” bagaimana cara menggunakannya. Mungkin karena kebanyakan fikiran orang tua udah penuh masalah sehingga tidak ada waktu untuk baca brosur atau mempelajari utak atik hp tersebut. Itulah sebabnya anak – anak kita yang masih di SD atau SMP biasanya lebih pinter menggunakan hp daripada ibu bapaknya sendiri.
Lalu bagaimana seni untuk menjaga silaturahmi ? Ada 2 hal yang perlu digarisbawahi selama ini, yaitu yang pertama seringkali kita ingin berkunjung pada seseorang dengan alasan silaturahmi padahal hanya karena memiliki masalah saja. Ya kalau basa basinya ingin silaturahmi, tapi selanjutnya ceritalah masalah yang sedang ia hadapi. Coba kalau ia tidak memiliki masalah, apakah mungkin ia mau berkunjung ? Oleh karena itu seni bersilaturahmi yang penting adalah mau berkunjung dengan tanpa membawa masalah. Jauh lebih baik bawa “buah tangan” daripada bawa “masalah”, agar ketika suatu waktu kita punya masalah dan datang ke rumah seseorang, tidak terkesan datang kalau punya masalah saja.
Selanjutnya bagi yang memiliki hp, hp bisa digunakan sebagai alat untuk membangun silaturahmi secara intensif. Banyak hal – hal sederhana yang terabaikan sehingga tidak bisa mewujudkan silaturahmi dengan baik. Contohnya kita ada masuk wa secara japri atau di wag oleh teman kita, tapi kita tidak mau meresponnya, maka kita tidak bisa mengelola seni silaturahmi dengan baik. Biasanya tipe orang seperti ini akan menjadi catatan. Lalu satu kali dia nge-wa japri atau telpon pasti karena ada masalah. Ceritalah dengan alasan sebagai saudara atau temen dekat dan sebagainya mau minta tolong ini atau itu. Biasanya orang yang dimintai tolong malas untuk membantunya. Kenapa ? selama ini dia kemana ? di sms wa saja acuh tidak merespon, bagaimana orang lain mau berkorban waktu, harta atau waktu bagi orang yang selama ini acuh tak acuh. Oleh karena itu manfaatkan dan gunakan hp dengan tujuan baik untuk menjalin silaturahmi dengan sentuhan seni yang efisien.