Tubaba, Lensalampung.com – Dua Unit Alat Berat Jenis Motor Grader Atau Grader Milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tubaba,Sudah Lama Tak Terlihat.Ternyata Beroperasional Di Daerah Kecamatan Gunung Agung dan Sekitarnya.Namun,yang Menjadi Pertanyaan Apakah Kedua Alat Nerat Itu Bayar Retribusi Ke Kas Daerah Atau Hanya Dipinjamkan Saja? (18/4/2021).
Berdasarkan hasil penelusuran wartawan ternyata alat berat ini bekerja berpindah pindah tempat di seputaran Kecamatan Gunung Agung.Kabar yang didapat,masyarakat terutama Kepalou Tiyuh memakainya tidak dengan cuma-cuma,mereka harus bayar meskipun untuk meratakan jalan provinsi.
Pengakuan Kepalo Tiyuh Tunas Jaya,bahwa mereka terbantu oleh alat berat tersebut untuk meratakan jalan provinsi.”Pak Joko Kuncoro (Anggota DPRD Tubaba) bantu kami untuk dandan jalan poros arah mekar jaya,itukan enggak ada anggarannya kami kan swadaya jadi sistem pembayarannya kita membelikan minyak,ngasih operator makan dan bayar operatornya.”Ungkapnya Yani belum lama ini.
“Bayar operatornya itu Rp250 ribu sehari, minyaknya (Solar subsidi) itu 3 jerigen terus uang makan 100 ribu sehari, total sehari itu habislah 1 juta, disini selama 2 hari kerja, jalannya parah benar itu mas yang arah mekar jaya itu.”Tambah Yani.
Sumino Kepala Tiyuh Tri Tunggal Jaya juga mengaku mengeluarkan uang dari dana desa tahun 2021 ini melalui dana talangan lantaran anggaran untuk sewa Grader tersebut dianggarkan dalam tahap kedua nanti.
“Untuk pengerjaan yang makai alat berat gleder itu banyak titiknya ada yang meratakan lapangan sepak bola, ada jalan yang arah ke makam dan arah jalur 2 ini, itu menggunakan anggaran dana desa di tahap 2 dan itu kita pakai dana talangan dulu karena alatnya sudah di gunung agung kita sekalian make.”Ungkapnya saat dimintai tanggapan dirumahnya.
“Kalau yang masukan alat kesini itu pak Joko Kuncoro itu,untuk pembayaran saya bayarnya sama sopir (operator grader) beli minyaknya,anggaran sekitar Rp20 juta bayar langsung dengan sopirnya,kalau kerja disini ada 8 hari. Pokoknya perhari itu ketemu Rp1 juta untuk beli minyaknya terus bayar sopir dan uang makannya.”Terang Sumino.
Sukatun,Kepala Tiyuh Jaya Murni juga mengatakan demikian.”Kalau saya hanya memakai alat itu cuma empat hari saja, dan saya disuruh membayar operatornya tiga ratus lima puluh ribu rupiah minyaknya saya beli sendiri dan sayapun tanggung rokok serta makan operatornya,pokoknya di gelobalkan semua itu jumlah uangnya Rp1 juta per hari.”Kata dia.
Untuk penggunaan alat tersebut,lanjut Sukatun,ialah melalui salah satu Anggota DPRD Tubaba.”Untuk alat itu Saya langsung bicara sama pak Joko bahwa saya mau pinjam alat untuk ngebetulin jalan poros dan kata pak Joko kamu punya duit apa enggak,saya di suruh pak Joko untuk bayar operator nya,pada saat alat itu kerja juga di awasi oleh pak Joko.”Jelasnya.
Terpisah,salah seorang operator grader yang enggan ditulis namanya mengaku jika pekerjaan di tiyuh- tiyuh pembayaran langsung ke orang yang membidangi di Dinas PUPR Tubaba.”Kalau untuk pembayaran terserah mau sama kita enggak apa-apa,mau langsung ke kantor juga enggak masalah,kalau untuk pemakaian Tiyuh-Tiyuh saya enggak tahu,itu bos yang tahu karena pembayarannya sama bos.”Ucapnya.
Hingga saat ini pihak terkait seperti Joko Kuncoro Anggota DPRD Tubaba,Dinas PUPR Tubaba,dan Satuan Kerja yang membidangi retribusi sewa alat berat milik pemerintah belum berhasil diminati keterangannya.
(DD).