Kerap Picu Keonaran, Masyarakat dan Ormas Desak Penutupan Arena Perjudian

Meraksa Aji, Lensalampung.com – Aparat Penegak Hukum (APH) diminta segera melakukan tindakan tegas terkait keberadaan arena perjudian bowling berhadiah di Kampung Karya Bhakti, Kecamatan Meraksa Aji, Kabupaten Tulang Bawang.

Desakan penutupan tersebut bukan tanpa alasan, sebab selain merusak moral dan akhlak masyarakat terutama kalangan anak muda. Ternyata kehadiran arena perjudian pasar malam mini itu sudah kerap menjadi pemicu keributan dilokasi permainan.

Belum lama ini, santri dari Pondok Pesantren, dikabarkan sempat mendatangi pasar malam yang terdapat arena perjudian. Mereka menyampaikan sikap keberatan sembari memberikan dakwah kepada pemain atas keberadaan tempat perjudian yang dinilai bertentangan dengan syariat.

“Beberapa malam yang lalu, ada santri yang datang kesana meminta praktik permainan judi agar dihentikan, tapi malah justru nyaris celaka akibat dikeroyok ramai-ramai oleh kru dan para pemain judi yang tidak terima,”kata Ari salah satu sumber yang melihat kejadian, Kamis (27/09)

Terbaru ini, BSR seorang pemuda asal Kampung KCR, juga nyaris bernasib sama. Belum jelas apa yang menjadi pemicu keributan, dikabarkan terjadi perselisihan dengan AMB masyarakat setempat yang di tunjuk sebagai keamanan.

Parahnya Kepala Kampung setempat, Edi Nurohman alias Edi Ngapak bersama anaknya, yang juga dikabarkan selaku bekingan keamanan sekaligus yang mengeluarkan izin keramaian.

Alih-alih meredam, aparat Kampung yang semestinya menjadi panutan. Edi Ngapak malah mencekik leher BSR dari depan, sementara anak bujangnya mempiting dari belakang. BSR sulit bernafas hingga beberapa menit, beruntung rekan BSR yang melihat dan langsung menarik BSR hingga terlepas.

Kejadian dikabarkan sempat mencekam, lantaran ada pihak lapak Perjudian yang terus memprovokasi dengan mengacung-acungkan senjata tajam, sembari menantang siapa pihak yang berani menikamkan senjata tajam.

Atas kejadian tersebut, memantik kemarahan pihak keluarga BSR dan teman-temannya dari KCR, keesokan harinya sekitar 100 orang rencananya akan menggeruduk tempat pasar malam dan mendatangi kediaman Edi Ngapak untuk menuntut balas.

Beruntung BSR sempat berkoordinasi dengan Kakak sepupunya di Menggala. Alhasil tindakan main hakim sendiri dapat dicegah, BSR diminta untuk menahan diri dan mengambil opsi melaporkan ke Polres Tulang Bawang atau Polda Lampung terkait pengeroyokan dan tindakan tidak menyenangkan.

“Ya, beberapa malam yang lewat saya dikeroyok oleh Edi Ngapak Kepala Kampung Karya Bhakti bersama anaknya, keluarga saya sempat tidak terima tapi dicegah oleh Abang saya. Rencana bila tidak ada itikad baik dari para pelaku, saya akan membuat laporan. Kebetulan sudah dikoordinasikan ke pengacara dan saudara di Polda,”ungkap BSR.

Sementara itu, desakan dari elemen masyarakat terus disuarakan. Bahkan salah satu ormas besar keagamaan telah mengkonfirmasi akan siap turun kelapangan melakukan pembubaran paksa terhadap arena perjudian.

Hal itu akan dilakukan bila pihak berwenang masih juga belum melakukan upaya penegakan hukum sesuai Instruksi Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo yang diminta menindak tegas segala bentuk perjudian.

“Kami tunggu informasi dan perkembangan, kalau belum dibubarkan, kami akan siap menggusur ke lapangan secara langsung,”tegas salah satu Ketua Ormas Keagamaan yang mengisyaratkan namanya tidak dulu dipublikasikan.

Sebelumnya diberitakan, keberadaan pasar malam mini yang menghadirkan perjudian mendapatkan reaksi keras dari masyarakat, hal tersebut dianggap merugikan masyarakat dan merusak mental anak-anak remaja selaku generasi penerus.

Selain meresahkan kalangan Ibu-ibu, yang mengaku suami mereka kerap menghabiskan uang di pasar malam karena bermain judi. Praktek perjudian yang beroperasi di Pasar Malam Kampung Karya Bhakti, tepatnya di belakang Bank BRI dan Indomaret, dinilai mencoreng wajah Para Tokoh Agama, dan Tokoh Masyarakat setempat.

GN salah satu tokoh agama Kampung Karya Bakti mengeluhkan praktik perjudian ini. “Kita tentu sangat menyesalkan adanya praktik perjudian berkedok permainan ketangkasan di pasar malam ini. Hal itu menurut saya telah mencoreng wajah para tokoh Agama,” kata GN kepada wartawan, Kamis (26/9/2024).

Arena perjudian menghadirkan SPG berpakaian seksi untuk menarik minta pemai, dalam satu malam pendapatan arena perjudian ditafsir lebih dari 20 – 30 juta rupiah. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *