Kakrasana lalu pergi bertapa di Argasonya, Bathara Brahma memberikan pusaka yaitu Nenggala (tombak pendek) yang berada di telapak tangan dan Alugara berwujud gada(Bentuknya seperti tongkat pemukul baseball). Baladewa juga menguasai ilmu yang memungkinkannya terbang dengan kecepatan tinggi. Ilmu itu disebut Aji Jaladara.
Kangsa yang ingin membunuh saudara-saudaranya mengadakan sebuah adu-aduan dan yang diadu adalah manusia. Jagonya Kangsa adalah Surati manta dan jagoannya Harya Prabu dan Ugrasena adalah Bilawa atau Bratasena. Kakrasana, Naraya dan Bratajaya juga menonton acara tersebut. Kangsa pun mencarinya, lalu ia menabrak dengan sengaja Kakrasana dan Narayana lalu terjadilah perang hebat. Kangsa pun terkena senjata Nenggala dan Cakra, dia pun terjatuh di tanah.
Setelah kematian kongso, Kakrasana diwisuda menjadi raja di Mandura dan dipanggil Prabu Baladewa. Istrinya bernama Dewi Erawati anak dari Prabu Salya di Mandakara. Walaupun Baladewa terkenal sebagai raja yang mudah marah, ia jujur, adil, dan tulus. Ia tidak sungkan-sungkan untuk meminta maaf atas kesalahannya. (Rls/red)