BANDAR LAMPUNG,Lensalampung.com -Lima asrama santri dan mahasiswa terbangun di Lampung dalam kurun waktu 2016-2017. Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo menitipkan kelima asrama berlantai tiga dan lima tersebut kepada para santri dan mahasiswa agar dirawat dan bermanfaat dalam jangka waktu lama.
“Pembangunan asrama ini merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap perkembangan pondok pesantren, agar santri tinggal di tempat yang lebih layak dan belajar lebih tenang. Saya menitipkan pemeliharan kepada pengasuh pondok pesantren. Silakan dipakai sesuai peruntukannya,” kata Gubernur Ridho, Rabu (23/11/2017).
Dua asrama santri dan mahasiswa yang siap diserahkan akhir 2017 yakni asrama Pondok Pesantren (Ponpes) Riyadlatul Ulum, Desa Bumiharjo 39B, Kecamatan Batanghari, Lampung Timur. Kemudian, asrama mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera), Terusan Ryacudu, Desa Way Hui, Jati Agung, Lampung Selatan.
Sedangkan tiga asrama santri yang mulai beroperasi di awal 2017 yakni Ponpes YPI Al Hikamus Salafiyah Desa Muji Rahayu, Kecamatan Seputih Agung, Lampung Tengah, Pondok Pesantren Ma’had ‘Aly Tarbiyatul Muballighin Kota Metro, dan Ponpes Madinah Desa Karya Tani, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur. Ridho berkomitmen memperjuangkan penambahan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, mengingat masih banyak ponpes di Lampung yang butuh asrama.
“Santri bagian dari perjuangan kelahiran bangsa Indonesia. Wajar jika pemerintah mendukung perkembangan pondok pesatren melalui sarana pendidikan. Ini komitmen pemerintah,” kata Gubernur Ridho yang juga warga Nahdliyin itu.
Satuan Kerja Perumahan yang dibentuk Pemerintah Provinsi Lampung di bawah Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pemberdayan Sumber Daya Air (PKPPSDA), menargetkan asrama Ponpes Riyadlatul Ulum diserahterimakan akhir 2017. Menurut Kepala Dinas PKPPSDA Provinsi Lampung Edarwan, progresnya mencapai 90%.
Asrama ini terdiri 54 unit di atas lahan 2 hektare dengan luas bangunan 37,5×14,95 meter. Asrama ini diserahterimakan dengan kondisi lengkap dengan meubeler seperti tempat tidur bertingkat, kasur, dan lemari. Asrama bertipe barak ini juga dilengkapi dapur, pantri, ruang jemur, dan ruang cuci. “Santri tinggal menempatinya, tanpa perlu bawa perlengkapan terlalu banyak,” kata Edarwan.
Sedangkan asrama mahasiswa Itera dibangun bertipe 24 sebanyak 104 unit dengan luas lahan 2,4 hektare. Pembangunan asrama ini, kata Edarwan, agar mahasiswa Itera dapat tinggal dekat dengan kampus. “Mahasiswa Itera ini berasal dari berbagai provinsi dan selama ini indekos di perkampungan sekitar kampus. Pak Gubernur mengusulkan asrama ini, agar mahasiswa bisa tinggal di lingkungan kampus,” kata Edarwan.
Kehadiran asrama santri ini menurut Ketua Harian Ponpes Riyadlatul Ulum, Abdul Ghofururrohim, sangat membantu penyediaan hunian yang lebih layak. Sambil berseloroh dia mengatakan asrama ini bahkan lebih bagus daripada bangunan pondok pesantrennya. “Lebih mirip hotel,” kata Abdul Ghofururrohim.
Saat ini, Ponpes Riyadlatul Ulum memiliki 500 santri mukim. Dari jumlah itu, 200 santri putra akan menempati asrama tersebut. Sedangkan santri putri menempati asrama yang dibangun swadaya para wali santri. “Kami berharap Pak Gubernur Ridho terus memperjuangkan penambahan asrama di Lampung,” kata Abdul. (BA/Hms)