Lensalampung.com, Tubaba – Sekilas ada yang nampak janggal pada alokasi Dana Desa (DD) tahun 2024 ini yang realisasikan oleh Pemerintah Tiyuh (Desa) Marga Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba).
Kejanggalan itu muncul pada realisasi belanja DD sejumlah item kegiatan seperti pemberian makanan tambahan penyelenggaraan posyandu senilai dana Rp.20.400.000, insentif guru ngaji dan paud Rp.17.500.000.
Kedua realisasi dana kegiatan ini terindikasi terjadi pembengkakan anggaran sehingga memunculkan kejanggalan dalam kucurannya.
Kemudian kejanggalan juga terlihat pada perbaikan atap balai Tiyuh yang menghabiskan DD hingga Rp 79.806.000, serta pemeliharaan MCK (Toilet/ kamar mandi) Balai Tiyuh Rp.14.057.000.
Rehabilitasi dua fasilitas balai Tiyuh tersebut turut diduga terjadi mark-up anggaran. Penyebabnya, hasil pekerjaan rehab atap serta MCK kasat mata nampak tidak sesuai dengan dana yang telah ditetapkan.
Parahnya lagi, terdapat anggaran yang terkesan kurang efisien dan tepat guna. Dana itu iyalah untuk Insentif Pelatih Musik dan Sound Sistem yang menelan DD begitu fantastis hingga Rp.64.500.000.
Dengan dikucurkan anggaran puluhan juta untuk item pengembangan sanggar seni dan musik itu, seolah menjadi akal-akalan oknum pemain anggaran pada Pemerintah Tiyuh Marga Kencana.
Padahal, dengan besaran dana sedemikian cukup bila diperuntukan pada pembangunan infrastruktur atau kegiatan yang manfaatnya lebih bersentuhan masyarakat.
Tidak sebatas itu, potensi masalah alokasi DD juga terjadi pada belanja Pohon Pinang hingga Rp 30.000.000, Kegiatan pengelolaan tanaman cabai Rp 5.375.000, serta bantuan hewan ternak kambing Rp 50.000.000.
Ketiga belanja dengan DD global nyaris seratusan juta inipun tidak luput dari indikasi penggelembungan anggaran serta manipulasi data pelaporan.
Jika benar demikian, kuat dugaan terjadi kelebihan anggaran yang dapat berujung tindak pidana penyelewengan DD.Atas dugaan sejumlah item anggaran pada beberapa kegiatan yang berpotensi menjadi perkara korupsi ini mendapat komentar dari seorang wanita paruh baya warga setempat yang berdagang tidak jauh dari balai Tiyuh.
“Iya jangan dikorupsi harusnya Mas, supaya bisa maju, apalagi uangnya banyak banget. Kami ibu-ibu seperti ini tidak tahulah dana-dananya berapa terus untuk apa aja. Kalau benar dikorupsi gitu harusnya ya tanggung jawab, itukan di Tv sering ada berita-berita dipenjara karena ketauan korupsi,” kata Ibu pedagang sembari melayani pembelinya.
Soal dugaan penyimpangan DD tahun 2024 berjalan yang telah mencuat pada tubuh Pemerintah Tiyuh Marga Kencana, hingga kini Supriyadi sang-Kepala Tiyuh setempat belum memberikan tanggapan atas kabar tidak sedap seperti yang diberitakan.
Padahal beberapa hari terakhir awak media telah mengunjungi Balai Tiyuh tempatnya bekerja sebagai pejabat berwenang sekaligus pelayan masyarakat ditempatnya.
Tidak hanya dikantor, demi keberimbangan pemberitaan, hingga Sabtu, 26 Oktober, 2024 awak media telah mencoba menjumpai dikediamannya juga melakukan komunikasi telefon seluler, sayang upaya tersebut hingga kini belum mengguahkan hasil.
Lalu seperti apa langkah pihak terkait soal indikasi Korupsi pada Tiyuh Marga Kencana ini?, simak komentar Inspektorat juga APH (Aparat Penegak Hukum) pada episode berita selanjutnya!. (Jl)