Tubaba, Lensalampung.com – Miniatur Siger Lampu Jalan Toto Makmur Bukti Oknum Kepalou Tiyuh Toto Makamur, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Tubaba Dicap Kelola Dana Desa Semaunya
Bagaimana tidak, Siger yang merupakan simbol Khas Suku Lampung sedianya dibuat dengan perencanaan dan desain yang tidak meninggalkan nilai-nilai filosofi dan historisnya yaitu feminim dan sebagai Mahkota Pengantin Perempuan yang biasanya lekuk tujuh atau sembilan, sebab ini soal kearifan lokal terlebih pembuatannya menggunakan uang negara.
Berbeda dengan miniatur Siger pada lampu jalan Tiyuh Toto Makmur ini. Bentuk dan rupanya sangat menyayat hati tokoh adat Megou Pak Tubaba. Demikian disampaikan Amirson Noveri, Tokoh Adat Megou Pak Tulang Bawang.
“Untuk pembuatan miniatur siger tersebut sepertinya tidak dilakukan dengan perencanaan, yang mana seolah-olah dibuat asal-asalan,”kata Amirson Noveri, Minggu (27/6/2021).
Untuk pembangunaan dengan menggunakan DD, lanjut dia, seharusnya melalui Musyawarah Dusun (Musdus) dan Musyawarah Perencanana sampai di Musrenbang Kabupaten.
“Jika pembangunan siger tersebut dimulai dari Musdus yang sudah dalam perecanaan siapapun itu yang akan melaksanakan pembagunan seperti siger seharusnya mereka bertanya terlebih dahulu kepada tokoh-tokoh adat,”ujar Amirson.
Amirson mengkritisi jika miniatur Siger pada lampu jalan Tiyuh Toto Makmur itu atas dasar kearifan lokal.” Terkait miniatur siger tersebut tujuan mereka membangun seperti itu untuk apa, apakah mereka hendak membuat lampung baru, sebab untuk membangun sejarah siger tersebut mereka harus mengetahui sejarahnya,”tegasnya.
Terpisah, Hi. Herman Arta, Ketua Federasi Adat Megou Pak Tubaba juga menyayangkan miniatur siger dengan rupa seperti itu.”Tolong kalau mau buat miniatur siger yang baiklah, jangan seperti itu, kayak cacing kena panas mau nyumput,”ucapnya kesal.
Herman Arta memastikan jika pembuatan miniatur siger itu, pihak Aparatur Tiyuh Toto Makmur tidak melalui perencanaan yang prosedural.”Siger itu kurang sempurna, makanya saya sarankan kalau mau membuat yang melambangkan adat budaya koordinasikan kepada yang ahlinya, jangan ngarang-ngarang sendiri, begitu pula maknanya. Mungkin itu sementara, maaf kalau kurang berkenan dengan semua pihak,”pungkasnya.
Sayangnya, Madrim Kepalou Tiyuh Toto Makmur terkesan menghindar dari wartawan. Beberapa kali Madrim hendak dijumpai baik di Kantor Tiyuh maupun di kediamannya selalu tidak ada ditempat. Saat dihubungi melalui nomor ponselnya, oknum Kepalou Tiyuh ini langsung memblokir nomor wartawan. (DD)