MENGGALA, Lensalampung.com – Konsep pembangunan daerah di era otonomi telah membawa dampak perubahan yang signifikan terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat. Sebuah proses perubahan di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah, masyarakat dan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah merupakan konsep utama dari sebuah pembangunan daerah.
Pembangunan yang dilaksanakan harus menyentuh seluruh aspek kehidupan masyarakat secara terpadu dengan mengembangkan swadaya gotong royong serta partisipasi masyarakat secara aktif dengan tetap menjaga kearifan lokal. Dalam hubungan ini pembangunan daerah diarahkan untuk optimalisasi manfaat seluruh potensi sumber daya dan mengembangkan sumber daya tersebut dengan meningkatkan kualitas hidup, keterampilan, prakarsa dengan bimbingan dan bantuan dari pemerintah daerah. Dengan demikian ciri pokok pembangunan daerah adalah: Meliputi seluruh aspek kehidupan, Dilaksanakan secara terpadu, dan Meningkatkan swadaya masyarakat.
Kabupaten Tulang Bawang adalah salah satu dari Kabupaten/Kota di provinsi Lampung yang melakukan upaya percepatan pembangunan disemua aspek secara terpadu dengan melibatkan berbagai element termasuk di dalamnya adalah masyarakat. Berbagai kegiatan nyata sebagai wujud peran aktif masyarakat stakeholder dan pemerintah daerah tertuang dalam program-program unggulan.
Program-program unggulan yang dibangun, merupakan gagasan baru tentang pembangunan daerah yang mengedepankan local specific wilayah yang dapat meningkatkan potensi wilayah yang tidak hanya sekedar memanfaatkan keunggulan komparatif tetapi juga mempunyai keunggulan kompetitif yang tinggi.
Konsep pembangunan di Kabupaten Tulang Bawang tetap mengacu pada kondisi wilayah sendiri (inward looking). Seluruh program kegiatan yang dilaksanakan tentunya akan bermuara pada Kesejahteraan Masyarakat. Kondisi tersebut dapat tercapai dengan meningkatnya kondisi ekonomi daerah yang ditandai dengan Pertumbuhan Ekonomi yang terus meningkat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,42 persen, serta turunnya jumlah penduduk miskin hingga mencapai angka 25%, meningkatnya kinerja keuangan pemerintah daerah, dimana kemandirian pemerintah daerah lebih diutamakan terutama dalam optimalisasi potensi PAD yang dapat direalisasikan menjadi sumber Pendapatan Daerah, meningkatnya pelayanan publik yang difokuskan kepada pelayanan bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
Indikator pelayanan publik bidang pendidikan terlihat dari nilai APS untuk SD sebesar 99,03% untuk jenjang pendidikan SLTP sebesar 90,99% dan jenjang pendidikan SLTA sebesar 87,8% dengan Angka Putus Sekolah untuk jenjang SD sebesar 0,12%, jenjang SLTP sebesar 0,87 dan jenjang SLTA sebesar 0,8%. Kemudian bidang kesehatan ditandai dengan turunnya jumlah penderita penyakit menular sebesar 43%. Menurunnya angka kematian bayi sebesar 64% serta menurunnya angka kematian ibu melahirkan yaitu sebesar 36%. Selain itu dukungan infrastruktur yang juga menunjang kedua aspek tersebut antara lain jumlah fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan yang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kualitas pelayanan pada kedua sektor tersebut
Besarnya potensi sektor pertanian di Kabupaten Tulang Bawang menjadikan sektor sebagai sektor utama dan terbesar dalam pembentukan PDRB di Kabupaten Tulang Bawang. Pemanfaatan teknologi pertanian baik dari sistem pengolahan lahan, proses penanaman, pemanenan, hingga produksi barang akhir yang bersumber dari raw material pertanian sudah diterapkan. Pemberian bibit tanaman baik tanaman perkebunan, holtikultura, hutan rakyat serta bibit ternak sapi potong 10 ekor, ternak kambing 36 ekor dan ternak itik 1.223 ekor, merupakan salah satu peran yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah. Selain itu pengadaan alsintan seperti hand tractor dan pembangunan infrastruktur pendukung pertanian seperti jalan usaha tani, subur bor, dan pembangunan embung juga dilakukan secara bertahap.
Dukungan terhadap sub sektor peternakan tidak hanya sebatas pada pemberian bibit saja, akan tetapi kegiatan penunjang peningkatan produksi peternakan juga dilakukan. Kegiatan tersebut antara lain Pengobatan Ternak Masal untuk 1.000 ekor yang dilakukan sebanyak 3 kali, pelayanan kesehatan hewan untuk 1.300 ekor serta pengendalian pencegahan dan pemberantasan PHM dan PHMS untuk 800 ekor ternak. Berbagai dukungan penunjang kesehatan hewan pun dilakukan melalui pengadaan bahan dan obat-obatan hewan, vaksinasi rabies, vaksinasi al, pengobatan ternak aktif dan desinfeksi.
Hal lain yang juga dilakukan dalam pengembangan potensi yang juga terkait dengan agribisnis adalah pembangunan infrastruktur pada sub sektor perikanan dan kelautan yaitu Normalisasi Saluran Inlet, Normalisasi Saluran Outlet dan Rehab Tambak di Rawajitu Timur. Kemudian pemberian benih ikan yang terdiri dari lele 60.000 ekor, patin 40.000 ekor, dan nila 60.000 ekor. Kemudian berbagai bantuan seperti pemberian alat bantu penangkapan ikan dan pengadaan peralatan pengolahan ikan juga diberikan dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi.
Pada bagian hilir agribisnis, berbagai upaya yang terus dilakukan oleh pemerintah daerah adalah penguatan pada sektor industri Mikro Kecil dan Menengah melalui pemberian bantuan alat dan bahan serta pembinaan. Aspek pemasaran dan promosi yang dilakukan antara lain adalah pasar murah dan kuliner adalah satu ajang pengenalan dan promosi produk-produk UMKM. Selain itu prasarana dan sarana pasar juga ditingkatkan melalui revitalisasi pasar non permanen ke semi permanen.
Harapan ke depan adalah berbagai capaian tersebut akan terus ditingkatkan karena perspektif pembangunan ke depan adalah bukan hanya sebatas pada output yang dihasilkan akan tetapi lebih mengarah pada outcome yang dicapai melalui sustainable development atau pembangunan yang berkelanjutan. (Ist)
Sumber : Bappeda (Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah) Kabupaten Tulang Bawang.