Penyaluran Dana BSPS Diduga Diluar Prosedur

Lensa News104 views

Foto, penyalur dana pada program BSPS Bank Lampung di Kabupaten Lampung Utara.

Lampung Utara, – Pembangunan pada program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau yang di kenal sebagai bedah rumah oleh warga, di sinyalir ada banyak kejanggalan pada pelaksanaannya.

Seperti pada proses penyaluran dana yang diduga tidak melalui prosedur yang sudah ditetapkan.

Seharusnya, penerima bantuan datang ke pihak penyalur (bank), kemudian akan dilakukan pengambilan tahap pertama oleh penerima bantuan dan pemindahan dana dari buku rekening penerima kepenyalur bahan bangunan (toko).

Namun yang terjadi dilapangan sepertinya berbeda, dari pengakuan penerima bantuan, dirinya tidak pernah dilibatkan dalam pengambilan dana atau proses pencairan dana bantuan tersebut. Bahkan tidak memakai buku rekening tabungan.

“Ya dari sananya (pencairan) semua bahanya (terima dirumah). Ga ada rekening. Semua 15 juta. yang anter orang dari sana (Kelompok). ” ujar ET, warga Sri basuki.

Di kesempatan berbeda, pihak Bank Lampung, Lampung Utara menjelaskan, bahwa pada proses penyaluran dana BSPS Bank hanya selaku penyalur ke penerima, dan itu pun setelah ada rekomendasi dari pemerintah setempat.

“Kalau di sini hanya sebatas menyalurkan saja, bayar aja, kalau data ada di Dinas Perumahan. Yang ngambil yang bersangkutan, karena dana BSPS ini dari Pemerintah dari Keuangan kita menerima SP2D, kita saluran kepenerima. Udah itu aja.” jelas I bu Ermawati, Penyelia di Bank Lampung, Kotabumi, senin (22/01/2019).

Dirinya pun mengatakan, tidak mengetahui bagaimana proses pembelian barang, ditegaskannya Bank hanya sebagai penyalur. “Ga tau kita (dana dikirim ketoko) kita hanya menyalurkan ke penerima. Jadi perorangan aja.” ucapnya, serta katakan, “Mereka penerima hanya menerima material,” pungkasnya.

Ditempat berbeda, salah satu toko penyedia bahan bangunan bagi pelaksanaan pembangunan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), di Lampung Utara, menjelaskan, bahwa proses penyaluran dana melalui transfer rekening.

“Iya betul langsung ke rekening saya, langsung dari pusat masuk ke saya. Ga pernah turun ke kelompok atau kemana (penerima).” ujar Dodi yang ditemui di Toko Bangunan (TB) Putra Jaya, penyalur bahan bangunan di Madesu daerah setempat.

Dirinya pun mengakui bahwa ada dua tahapan penyaluran. Misalnya ada warga (Penerima), melalui Ketua kelompoknya meminta ketoko itu ada tahap pertama dan kedua.

Dikatakanya juga, sebagai penyedia bahan pihaknya menyalurkan bahan material seperti Paku, Semen dan besi. Sedangkan untuk Bata, Kayu, pasir yang harus disediakan akan dicarikan suplayer melalui pihaknya. Tentunya semua sesuai dengan dana yang akan diterima yakni 15 juta rupiah. Dari jumlah itu, kata Dodi, pihaknya menjual semen dengan harga Rp.61rb, paku Rp.11rb, besi 8 Rp.55rb, sedangkan untuk kayu, bata, pasir, semua ke toko miliknya dan kemudian dikirim ke penerima.

“I ya kalau saya (tokonya) paku dan semen saya turun langsung (menyediakan), saya dari tahun kemarin. Tapi toko bukan saya aja, ada banyak. Y ang saya tau itu 15 juta (anggaran), setau saya hitungannya klop 15 juta, ga mungkin lebih dari 15jt.” Pungkasnya.

Toko miliknya diketahui mensuplai di kelurahan Sribasuki mencapai 30 sampai 40 rumah, Kelurahan Rejosari sekitar 30 rumah. “Intinya disini saya, ada yang mau beli ya saya jual.” ujar dia. (Rafi).