Rasyid, selaku koordinator lapangan (korlap) petani menjabarkan, jika dalam 1 hektar tanaman singkong menghasilkan 20 ton kemudian ada kadar potongan (reflaksi) dari perusahaan sebesar 20 persen, maka akan tersisa sekitar 16 ton. Jika hasil itu dikalikan 678 rupiah, maka akan didapat 10 jutaan rupiah.
“Hasil itu belum kita total dengan jumlah selama proses tanam bajak, pupuk sampai di panen, yang rata rata saat ini mencapai 6 jutaan dan biaya cabut dan angkut. Petani cuma mendapat 2 jutaan. Mau makan apa kami petani.” ujar Adi Rasyid, korlap masyarakat.
Dalam pernyataan sikapnya, petani juga mengharapkan agar pabrik menaikan harga pokok singkong, pabrik dapat menormalisasi potongan reflaksi sebesar 14 persen, dan kepada Pemerintah Daerah dan Wakil Rakyat, untuk sama sama mengawal kembali kesepakatan antara pemerintah setempat dan pihak perusahaan singkong tentang harga minimum yaitu 700 per kilogram. (Beben)