Sempat Ambruk dan Tak Dapat Dipergunakan, Embung ini Akhirnya Diperbaiki

Lensa News151 views

Lampung Utara, Lensalampung.com – Sempat ambruk, embung yang berada di Desa Gilih Suka Negeri, Kecamatan Abung Selatan, Kabupaten Lampung Utara diperbaiki hingga dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat.

Masyarakat akhirnya dapat bernapas lega, pasalnya aspirasi mereka didengar untuk perbaikkan embung didesanya. Hal itu disambut baik warga, dan berharap manfaatnya dapat diterima secara luas. Khususnya dalam peningkatan ekonomi penduduk disana.

“Semoga ini dapat mendukung aktivitas ekonomi masyarakat, khusus dalam mengairi areal persawahan warga, “ujar salah seorang warga disana, Ijal.

Selain dimanfaat untuk mengairi sawah warga, menurutnya, pemanfaatan embung juga dapat dijadikan sarana peningkatan ekonomi warga disana. Seperti pembenihan, pembesaran ikan bahkan objek wisata.

“Sehingga masyarakat dapat berusaha, selain dibidang pertanian. Bahkan objek wisata pun bisa, dan warga dapat berdagang atau menjalankan profesi lainnya dengan adanya kegiatan ekonomi disana, “terangnya.Selasa (22/06/2021)

Warga lainnya, Min menambahkan mereka bersyukur dan mengapresiasi sikap ditunjukkan rekanan dalam kegiatan itu. Sebab, menurut mereka tidak banyak yang memilikinya, dan berharap kedepannya dapat menjadi perhatian pemerintah dalam peningkatan pemanfaatannya.

“Harapannya ya kalau bisa ditingkatan pemanfaatannya, jadi objek wisata misalnya oleh pemerintah sehingga dapat menjadi sumber pendapatan warga, “imbuhnya.

Pihak rekanan, Robi mengungkapkan bahwasanya kegiatan masih dalam pengawasan atau belum selesai resensinya. Dan saat ini tengah dilaksanakan perbaikkan sesuai apa yang diaspirasikan warga, berharap dapat sama-sama menjaga hasil pembangunan dilaksanakan pemerintah.

“Kalau dilapangan alhamdulillah pekerjaan telah dilakukan dilapangan, semoga ini dapat menjawab aspirasi warga. Terima atas saran dan masukannya, “pungkas rekanan, Robi.

Sebelumnya, Warga masyarakat Desa Gilih Sukanegeri, Kecamatan Abung Selatan keluhkan pembangunan embung dilingkungan nya. Pasalnya, bangunan yang menelan anggaran miliaran rupiah itu rawan ambrol karena diduga tak sesuai sesuai spesifikasi pengerjaannya.

Berdasarkan pantauan dilapangan, Jumat, 4 Juni 2021, bangunan yang dibangun diatas tanah berasal dari hibah warga itu dikerjakan asal jadi karena belum genap lima bulan pengerjaan keadaan telah rusak. Sementara, disisi sebelah kanan pintu air ada drainase airnya sementara di kiri tak ada, belum lagi tak dilengkapi tanggul penahan tanah sehingga rawan longsor. Terbukti di saluran air pembuangan kedua sisi Timur-Barat telah hancur, sehingga membuat warga resah sebab bangunan baru saja selesai namun manfaatnya tak dapat dirasakan.

“Itu yang menjadi kekhawatiran kami, sebab dapat dilihat sendiri keadaannya begini. Disisi timur-barat pintu air telah rusak, bahkan mengelupas hingga kelapisan tanah. Padahal sekarangkan masih bulan kemarau, bagaimana bila nanti masuk di musim penghujan, “kata Warga Dusun Sukoharjo desa setempat yang menjadi tempat masuk pembangunan embung itu, Ijal.

Kekhawatiran warga itu bukan tanpa alasan, sebab, dengan tidak adanya tanggul penahan serta pemasangan drainase yang benar dapat berpotensi merusak pembangunan yang mestinya dapat dimanfaatkan masyarakat bagi peningkatan ekonominya tersebut. Namun sayangnya, hal itu sulit terwujud dengan keadaan yang ada saat ini. Dimana kedua pintu air rusak berat bahkan tanah panahan air rawan longsor menyebabkan keprihatinan.

“Cukup disayangkan, kami sebagai warga merasa apa yang telah kami lakukan (hibah tanah) sia-sia. Apalagi uang digunakan ini berasal dari kita juga, kan miris melihatnya. Itu ada drainase dipasang satu disisi dimuka pintu air, lalu pintu airnya hanya menggunakan flat besi tipis sekitar 2-3 mm saja kalau dilihat spekkan jauh yang seharusnya 25 mm, “terangnya.

Belum lagi, lanjutnya, bronjong batu penahan tanahnya hanya bagian bawah atau dasar sementara atas sampai tengah tak ada ada. “Kalau begini kan ada kekuatan bangunan ini, sebab ini diambil dari tanah galian dipadatkan yang berasal tanah disekitar. Hanya digilis beberapa kali saja, itu pun hasilnya seperti yang kita lihat tadi. Sebab, pekerja bilang tanahnya lengket, maklum musim penghujan, “tandasnya.

Lalu dikiri-kanan ada batu yang ditebar tanpa digilas kendaraan berat, lanjutnya. Sehingga menyulitkan pengendaraa, khususnya mereka melinta disana. Maklum saja itu kesehariannya itu adalah jalan penghubung menjangkau kebun milik warga, dan disaat bersamaan ada ibu-ibu melintas terjatuh karena jalan menanjak nan terjal harus dilalui.

“Kalau tidak hati-hati, ya seperti itu tadi. Kalau sebelumnya itu bisa dilalui dengan mudah, bahkan kendaraan roda empat saja bisa melaluinya. Kalau sekarang boro-boro, motor pun bisa jatuh karena saat dipertanyakan itu hanya pengalihan batu yang seharusnya dibronjong. Padahalkan seharus itu kewajiban pelaksana, bukan diambil dari batu yang seharusnya dipakai buat tanggul penahan tanah (bronjong), “ujarnya.

Warga lainnya yang kebetulan melintas disana, Satimin, menuturkan prihatin dengan keadaan bangunan yang belum lama selesai dikerjaan tersebut. Selain mengalami kerusakan disana-sini juga cukup menyulitkan masyarakat melintas, pasalnya, batu ditebar tak dapat digunakan karena cukup menyulitkan tidak ada gilas dengan alat berat macam buldoser.

“Kami sesalkan kenapa hasilnya begini, kalau seperti inikan kemungkinannya tidak dapat digunakan. Apalagi fungsinya vital sebagai sarana pengairan sawah warga yang notabennya menjadi tulang punggung ekonomi warga disini, “imbuhnya.

Kades Gilih, M Luky Yasin menambahkan bahwasanya pihaknya tidak mengetahui persis prihal pekerjaan embung di dusun Sukoharjo itu. Namun sepengetahuannya pekerjaan itu sempat dikeluhkan warga karena keadaannya demikian. Sehingga tak dapat berbuat banyak, dan berharap kepada pemerintah dapat memberikam perhatian sebab telah menjadi aspirasi masyarakatnya.

“Kalau sepengetahuan saya itu belum lama, dan itu pernah dikeluhkan masyarakat. Dan kami tak dapat berbuat banya karena tak mengetahui secara pasti, mudah-mudahan ada solusi bagi perbaikkannya kedepan, “pungkasnya. (Ccp/Bbn)