BANDAR LAMPUNG, Lensalampung.com – Asia Competitiveness Institute (ACI) National University of Singapore (NUS) mengundang Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo berbicara pada konferensi tahunan bertema ‘Pembangunan infrastruktur untuk daya saing ekonomi’ di Kampus NUS, Singapura, pada 24 November 2017. Ridho merupakan satu dari enam gubernur dari Indonesia yang mendapat kesempatan terhormat berbicara di depan utusan dari berbagai negara itu.
Menurut Co-Director ACI, Tan Khee Giap, Gubernur Ridho diberi kesempatan karena prestasinya mampu meningkatkan daya saing Provinsi Lampung dari semula di posisi 25 menjadi 14 nasional. Peningkatan itu berdasarkan kajian lembaga Lee Kuan Yew School of Public Policy NUS tersebut. Akomodasi kedatangan Ridho ke Singapura sepenuhnya menjadi tanggungjawab NUS.
“Kami mengundang dan memberi kesempatan kepada Anda untuk menyampaikan sambutan sekitar 10 menit tentang potensi dan hasil pembangunan di provinsi Anda, sebelum pemaparan materi dari enam wilayah yang kami undang,” kata Tan Khee Giap, dalam surat yang ditujukan kepada Gubernur Ridho tertanggal 30 Oktober 2017 lalu.
Selain Ridho, NUS juga mengundang Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang dinilai berhasil mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). “Kami yakin kegiatan ini makin bermakna dengan kehadiran kedua Gubernur tersebut dalam berbagi pengalaman atas kesuksesannya sebagai pembuat kebijakan,” kata Tan Khee Giap.
Atas undangan tersebut, Ridho menyatakan siap memenuhinya dan memaparkan potensi dan keunggulan Lampung. “Ini kesempatan langka, karena NUS sebagai universitas terbaik ke-13 di dunia tentu memiliki kriteria mengundang pembicara. Saya akan memanfaatkan kesempatan ini memperkenalkan Lampung,” kata Ridho kepada Lensalampung.com.
Pada 16 Mei 2017, perwakilan ACI, berkunjung ke Pemprov Lampung dan memaparkan daya saing Lampung yang naik dari posisi dari posisi 14 nasional dari sebelumnya di rangking ke-25. Peningkatan itu menempatkan Lampung di level tengah daya saing dan tertinggi ketiga di Sumatera setelah Kepulauan Riau dan Riau.
Secara umum, ACI menilai daya saing Lampung sejak 2014 atau sejak era pemerintahan Gubernur/Wakil Gubernur Muhammad Ridho Ficardo-Bachtiar Basri, daya saing Lampung naik sebelas poin. Perinciannya, pada 2014 saat pemerintahan Ridho Ficardo-Bachtiar Basri, daya saing Lampung berada di posisi 25 atau level terbawah se-Indonesia.
Menurut ACI ada empat indikator yang dipakai yakni stabilitas, ekonomi makro, kualitas hidup, dan infrastruktur. Selain itu, kondisi fiskal, bisnis, tenaga kerja, pemerintah, dan institusi publik. ACI juga menilai 12 subsektor dan 103 indikator. (BA/HM)