Seorang Siswa di Mesuji Diduga Jadi Korban Penganiayaan Gurunya

MESUJI, Lensalampung.com – Kekerasan yang dilakukan seoarng Guru terhadap murid sepertinya masih  saja terjadi. Itu terlihat adanya oknum guru SDN 1 wirabangun kecamatan Simpang pematang ,Kabupaten Mesuji. Yang diduga telah melakukan kekerasan terhadap seorang muridnya diluar batas sebagai seorang guru belajar.

Hal ini terungkap, setelah adanya pengakuan dari (Aj)Murid kelas 5 SD dan pihak keluarga yang tidak terima dengan perilaku seorang guru wali kelas SDN Wira bangun (Rio) terhadap anaknya tersebut.

Dikatakan Tika. selaku orang Tua (Aj), dirinya dan keluarga sangat kecewa dengan prilaku seorang guru yang melakukan tindakan salah serta kekerasan terhadap muridnya seperti dialami anak saya saat ini.

“Ya awalnya saya sih dapat saja memaklumi dan itu sewajarnya saja jika seorang guru untuk memarahi dan menegur seoarang muridnya jika melakukan kesalahan, tetapi setelah saya melihat kondisi dan mendengar ceritanya, saya sangat  merasa anak saya sepertinya sudah melakukan kesalahan besar saja sampai-sampai anak saya harus dicekik dan ditendang sehingga mengalami luka lebam dibagian kakinya itu kan membuat kami sedih dan tak tega pak sebab kami saja selaku orang tuanya sendiri belum pernah melakukan cara seperti ini pak kepada anak kami. “Ucap Tika sambil mengusap air matanya.

Tika mengatakan, setelah Melihat dari kondisi dan kejadian itu pihak keluarganya pun langsung melakukan tindakan Pisum dan peneguran kepihak sekolah agar kiranya ada tindakan tegas oleh dewan guru dan pihak sekolah tersebut bagimana tanggapan dan tanggung jawab mereka tentang Hal ini.” Harapnya.

Dari awal kejadian itu bermula, melalui pantauan media ini,sampai saat ini oknum guru yang diduga sebagai pelaku kekerasan tersebut, masih belum dapat dikonfirmasi ada apa dan kenapa ia dapat melakukan tindakan kekerasan terhadap muridnya tersebut.

Sementara,saat dipertanyakan melalui via seluler bagaimana tanggapan nya tentang permasalahan tersebut, “Peterson ,selaku kepala sekolah, dirinya pun tidak dapat memberikan keterangan terbuka untuk memperjelas dan menanggapi tindakan salah yang dilakukan dewan gurunya tersebut.

Bahkan ia juga semenjak awal kejadian itu sempat menahan pihak wartawan untuk menyajikan informasi berita tentang persoalan yang mau tidak mau harus membawa nama sekolah dibawah kepemimpinanya tersebut.

“Tanya saja langsung padanya kesekolah,itu kan urusan sekolah dan sekolah pun bukan saya sendiri yang bisa mengambil keputusan disana ada dewan guru juga yang lainnya.
Jadi saya rasa persoalan ini lebih baik kita urus saja disekolah karena mungkin bisa ada jalan keluarnya seperti maunya kami apa dan mau anda seperti apa.”Ucapnya dengan nada keras.

Setelah mendengar ucapan kepala sekolah tersebut,untuk mencari informasi lebih lanjut,sebelumnya media ini juga setiap berupaya untuk datang kesekolah tersebut dan untuk menghubungi melalui guru tersebut melalui via selular,namun kepala sekolah itupun tetap saja tidak ingin memberikan izin kepada media ini untuk menghubungi guru tersebut secara langsung ,dan masih saja ada alasan sehingga kejadian itupun berlarut lama.
Seakan mempersulit tugas wartawan mencari informasi terkait masalah itu sampai saat ini.

Disamping itu,meskipun dengan berbagai alasan yang diberikan sehingga berlarut lama dan dianggap pihak sekolahpun sudah selesai, akhirnya beberapa wartawan yang ingin menulusuri guna pengembangan informasi lebih lanjut tentang hal itu,akhirnya berhasil memenuhi keinginan kepala sekolah tersebut untuk datang kesekolah dan bertemu dengan para dewan guru tersebut,namun sampai saat itu masih saja dengan berbagai alasan yang diberikan,oknum guru tersebut masih saja belum dapat ditemui langsung oleh para dewan guru kepada wartawan untuk secara langsung menjelaskan tentang kronologis kejadian tersebut.

Yang mana akhirnya para dewan guru pun meminta waktu kembali rapat untuk mengambil keputusan terkait kejadian tersebut guna memperjelas keputusan yang akan diberikan.

Kendati demikian, meskipun setelah diberikan waktu beberapa hari untuk menunggu penjelasan yang akan diberikan kepada awak media,

Namun Karena dianggap persoalan itu sudah lama dan sampai saat ini belum ada tindakan tegas dari dinas terkait.
pihak sekolahpun hanya menganggap tindakan Kekerasan yang telah dilakukan salah satu oknum guru mereka tersebut hanya dianggap angin lewat.dan hanya memberikan jawaban diluar yang dipertanyakan.

Kami sudah rapat dengan dewan guru dan sepakat untuk mengambil keputusan kalo mau mengangkat dan menaikan beritanya silahkan itu Hak bapak.
Kami sudah ada bukti yang kuat surat perdamaian.”Tulis Peterson melalui pesan singkatnya. Seakan menantang.

Kemudian ditempat terpisah guna meminta penanggapan tentang persoalan dan bagaimana tindak lanjut dari pihak Dinas terkait,melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas)Dinas pendidikan Kabupaten Mesuji sampai saat ini masih Belum bisa memberikan  tanggapan dan masih sulit untuk dikonfirmasi bahkan sampai saat ini masih sulit untuk dapat ditemui dan untuk dihubungi melalui Via sms dan telepon pun belum ada jawaban alias belum ada balasan. (Randi)