Mbah Gimo Kakek Tua Yang Tinggal Sebatang Kara Di Pinggiran Sungai Way Pidada

Lensa News81 views

Tubaba, -Lensalampung.Com – 
Sungguh Sangat Memilukan Kisah Yang Dialami Seorang Kakek-Kakek Berusia 80 Tahun Tinggal Sebatang Kara Dipinggiran Sungai Way Pidada Sudah Bertahun-Tahun.Dia Salah Satu Warga Tiyuh Kibang Trijaya,Kecamatan Lambu Kibang,Kabupaten Tubaba.Jauh Dari Keramaian Dan Gemerlapnya Keindahan Kota,Namun,Mbah Gimo Tetap Tegar Dan Kuat Dalam Menjalani Kehidupan.

Mbah Gimo kakek renta yang berkelahiran tahun 1939 tinggal di gubuk yang berukuran dua meter persegi yang tidak layak huni,Bahkan,hampir semua sisi dinding gubuk terbuat dari ranting- ranting pohon yang disusun rapat walaupun masih terlihat banyak celah yang berlubang.

Mirisnya lagi,gubuk tidak layak huni tersebut dibuatnya sendiri tanpa bantuan orang lain, lebih malang lagi dibawah tempat Mbah Gimo tidur terdapat kandang kambing peliharaannya wajar jika lelaki berusia senja itu merasakan kesepian.Namun,juga menggigil kedinginan ketika malam hari.Apalagi,saat hujan,bagian atap rumahnya banyak kebocoran.Bahkan pada saat banjir melanda mbah Gimo hanya bisa pasrah.

Mbah Gimo lelaki malang itu mengandalkan pemberian tetangga untuk bertahan hidup. Selain itu juga dirinya membuat sangkar ayam berbahan dasar bambu,dan hasil karyanya dijual kepada para tetangga.Usia yang tidak muda membuatnya sering sakit. Dia pun tidak bisa berbuat banyak untuk menopang hidup.

Meskipun kondisinya demikian,kakek tua itu sangat ramah dan sopan.Dia tidak memiliki istri dan memilih hidup sendiri.Mbah Gimo hanya memiliki dua pakaian.Mirisnya lagi disaat musim penghujan,lantai rumah becek akibat air yang masuk lewat atap yang terbuat dari asbes.

Edi Setiawan warga Tiyuh Kibang Trijaya menuturkan,Mbah Gimo tinggal di pinggiran Way Pidada selama dua Tahun.”Setau saya mbah Gimo tinggal disini selama dua tahun,dia juga tinggal sendiri disini,saya tidak tega melihat kondisi Mbah Gimo yang memprihatinkan.”Tutur Edi.

Dia menambahkan,kondisi Mbah Gimo sangat butuh perhatian,baik itu perhatian dari Pemerintah Tiyuh maupun sampi pemerintah Pusat,”Mbah Gimo sangat membutuhkan bantuan secara ekonomi dan kesehatan dari Pemerintah,karena sudah jelas dalam undang- undang bahwa anak miskin dan warga terlantar dipelihara oleh negara.”Kata Edi.

Pemerintah sendiri sudah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Tanah Air.Akan tetapi,masih banyak orang-orang yang mengalami hidup miskin bahkan sengsara di usia tuanya.Salah satunya dialami oleh seorang kakek tua renta berumur 80 tahun yang akrab dipanggil Mbah Gimo.
(DD).