Petani di Lampura Keluhkan Anjloknya Harga Jagung

Lampung Utara, Lensalampung.com – Memasuki masa panen tahun ini, justru tak membuat para petani jagung senang akan hasilnya. Hal itu disebabkan dengan rendahnya harga jual dari petani ke pengepul.

Seperti di Desa Gilih Sukanegeri  Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara, mereka mengaku merugi dengan harga jual jagung yang hanya Rp.1.900 per Kilo Gram (KG), hal ini dirasa tidak sesuai dengan modal mengurus jagung hingga panen tiba.

Diuraikan Udin salah satu Petani Jagung, untuk harga bibit saat ini dibelinya sebesar Rp.500.000 Persak, dalam 1 hektare diperlukan 3 Sak Bibit. Kemudian penggunaan Pupuk seperti Urea dibeli dengan harga Rp.100.000 persak dengan isi 50 Kg, pupuk phonska 50 Kg dengan harga Rp.150.000, “dalam satu hektar mengunakan Pupuk 5 Kwintal untuk Bibit dan Pupuk saja Sudah Menelan dana Rp.2.700.000.” Jelas Udin.

Dilanjutnya, belum upah bajak lahan per Hektar yang saat ini harus mengeluarkan kocek Rp.800.000, ditambah dengan obat semprot dan upah jasa yang mencapai harga Rp.500.000. Belum lagi upah tanam, membersihkan rumput sampai pengunduhan jagung. Jadi menurut Udin, total modal perhekktar sekarang ini mencapai Rp.8.5000.000, sedangkan harga Jagung cuma Rp.1.900/kg.

“perhektar hasil panen hanya mendapat 6 Ton itupun Kalaw normal jagungnya mas. Jagung tahun ini terkena penyakit ‘Bule’ tidak normal hasilnya, jadi hanya mendapatkan 3.5 Ton saja, jadi hasilnya hanya Rp.6 jutaan. Apa Tidak Besar Pasak dari pada Tiang.” Paparnya.

Begitu juga dikataian Hadi Suroso, bahwasanya Program Pemerintah Swasembada Pangan hanyalah program saja. Karena dari tahun ke tahun harga jagung di bawah Rp.2.000, Tidak sesuai dengan penguluaran.

“Dapat kita simpulkan dari pembersihan lahan, bibit, obat, upah, oprasional, hingga panen sama saja besar pasak dari pada tiang. Apalagi tahun ini petani jagung gagal panen akibat penyakit Bule.” ujar Hadi.

Dilanjutnya, jika kondisi tidak juga ada perubahan, besar kemungkinan akan banyak petani banting setir untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari Hari.

Sejauh ini dirinya tidak mengetahui berapa sebenarnya harga Het jagung, dan ia meminta dapat mencarikan solusi terkait hal itu. “Sebenarnya standar harga jagung Ini berapa, hampir setiap tahunya anjlok. Sedangkan Kebutuhan Harga Pokok serba Mahal, Fungsi dan tugas Pemerintah dan intansi Terkait Ini Apa. Kami sangat Berharap Kepada Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten Lampung Utara dapat membantu masyarakat kecil seperti kami.” pungkasnya. (Bs)